NGANJUK ifakta.co – Guna mensosialisasikan ilmu jurnalistik kepada kaum milenial, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Nganjuk, bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat (P) Anjuk Ladang, menggelar pelatihan jurnalistik.
Kegiatan tersebut diadakan di Sekretariat PWI Nganjuk Jalan Dermojoyo Kelurahan Payaman, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (24/12/2023) pagi, yang diisi oleh 3 pemateri yang notabene merupakan senior dari PWI Kabupaten Nganjuk.
Tiga pemateri kegiatan pelatihan jurnalistik yang dimaksud adalah Muji Hartono wartawan senior Harian Koran Memo, Bagus Jatikusumo pendiri media televisi digital SRTV, dan Asty Hanifa yang saat ini aktif menjadi pembawa acara di Radio Suara Anjuk Ladang (RSAL) Nganjuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pelatihan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dan dibuka oleh Ketua Umum HMI Komisariat (P) Anjuk Ladang, Wina Aprilia dan Ketua PWI Nganjuk Andik Sukaca.
Sesi pertama disampaikan oleh wartawan senior Harian Koran Memo yakni Muji Hartono.
Dalam sesi tersebut Muji Hartono menyampaikan tentang dasar-dasar jurnalistik, mulai bagaimana mencari, menulis dan menerbitkan sebuah berita, hingga layak menjadi konsumsi publik.
“Secara praktis, dasar jurnalistik yang wajib dimiliki wartawan adalah keahlian meliput peristiwa, menulis berita, melakukan wawancara, dan tak kalah pentingnya tetap menaati kode etik jurnalistik,” kata Muji Hartono.
Sesi kedua disampaikan oleh Bagus Jatikusumo pendiri media televisi digital SRTV.
Pada sesi ini Bagus Jatikusumo memperkenalkan kepada semua mahasiswa tentang pengambilan foto dan videografi, agar foto tersebut dapat menyampaikan informasi kepada pembaca.
“Ada caranya dalam mengambil gambar untuk membuat sebuah produk berita sesuai dengan kaidah jurnalistik, dan harus sesuai dengan pakem pengambilan gambar. Ini juga dilakukan oleh seluruh wartawan di dunia. Karena aturannya memang begini,” beber Bagus.
Sesi ketiga atau terakhir disampaikan oleh Asty Hanifa yang saat ini aktif menjadi pembawa acara di RSAL.
Asty Hanifa menyampaikan materi khusus wartawan media elektronik (Radio), harus piawai dalam menyajikan berita (news presenting) secara langsung (live report) ataupun menjadi presenter berita di studio.
“Berita radio itu menggunakan kalimat yang pendek, singkat, padat, dan jelas serta tidak rumit agar mudah dipahami dan dipahami oleh pendengar. Selain itu, sebisa mungkin menggunakan sedikit kata sifat dan kalimat anak,” tandas Asti Hanifa.
Perlu diketahui pada acara yang berlangsung kurang lebih 5 jam itu sebanyak 30 siswa yang hadir cukup aktif dalam bertanya kepada narasumber. Begitu pula sebaliknya, tiga narasumber sangat baik dalam menjawab setiap pertanyaan.
Diperkirakan dari pelatihan jurnalistik ini, akan muncul wartawan-wartawan handal dari kalangan pelajar, yang taat akan kode etik jurnalistik.