ifakta.co, Singkawang – Seorang bocah laki-laki 12 tahun meninggal di rumah sakit dr Abdul Aziz Singkawang, Kalimantan Barat pada Kamis, 2 April 2020. Ia merupakan pasien dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP).
Direktur Rumah Sakut Umum Daerah Abdul Aziz Singkawang, dr Ruchanihadi, menjelaskan, bahwa pasien dalam pengawasan (PDP) tersebut masuk dan dirujuk ke RSUD dr Abdul Aziz Singkawang pada hari Minggu 29 Maret 2020 malam, sekitar pukul 20.00 WIB.
Belum diketahui hasil pemeriksaan sampel cairan tenggorokan dari laboratorium Jakarta, apakah lositif atau negatif. Ia memiliki riwayat pulang dari pondok pesantren di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur.
“Sebelumnya Pasien Dalam Pengawasan ini mengalami batuk-batuk dan demam sekitar dua bulan lalu. Kemudian pada minggu terakhir kondisi pasien mengalami penurunan dengan cepat, gangguan kesadaran dan sesak nafas,” kata Ruchanihadi.
Disebutkan Ruchanihadi, bahwa pasien tersebut mengalami infeksi paru-paru, dan infeksi otak. Namun apakah terkait positif Covid-19 atau bukan, pihaknya masih menunggu hasil Laboratorium Kemenkes RI di Jakarta.
“Hasil swab test Kemenkes di Jakarta belum keluar, sehingga belum diketahui apakah terjangkit Covid-19 atau tidak. Namun berdasarkan rapid test yang kita lakukan hasilnya negatif,” katanya
Namun demikian pihaknya tetap menunggu hasil sampel yang dikirim ke Jakarta.
“Senin kemarin sudah kita kirim sampelnya ke Laboratorium Kemenkes RI di Jakarta, tinggal nanti menunggu hasilnya,” tukasnya.
Meskipun belum keluar hasil dari Laboratorium Kemenkes RI, Ruchanihadi menegaskan bahwa pemulasaran dan pemakaman jenazah harus sesuai dengan protokol kesehatan dalam penanganan Covid-19.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga, dan untuk yang ikut pemulasaran jenazah, keluarga menunjuk ustad namun dengan menggunakan alat pelindung diri, dan jenazah tetap dibungkus dengan plastik dan jenazah di sholatkan di rumah sakit. Jenazah akan segera dimakamkan,” ujarnya.
Terkait dengan keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal tersebut, kata Ruchanihadi, yaitu ibu, ayah dan saudara kakak dan adik pasien masuk dalam status orang dalam pemantauan (ODP).
“Mereka akan dicek kondisi kesehatan oleh tim medis di dinas kesehatan, dan berdasarkan hasil rapid test, bahwa satu keluarga itu negatif dan saat ini dalam kondisi masih sehat. Namun mereka tetap dalam pemantauan,” jelasnya.
Sementara itu, Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, sekaligus mengimbau masyarakat Singkawang agar tetap tenang terkait kabar Pasien Dalam Pengawasan meninggal dunia setelah diduga terjangkit virus corona.
Sebelum meninggal dunia, pasien tersebut menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Aziz Singkawang.
“Sampai sekarang kita belum menerima hasil sampel pemeriksaan dari Laboratorium Jakarta. Saya berharap masyarakat Singkawang tetap tenang, tidak perlu panik, dan jangan terlalu dibesar-besarkan, tapi juga jangan disepelekan kondisi yang sedang berkembang saat ini,” kata Tjhai Chui Mie.
Ia berharap masyarakat untuk patuh dan taat, atas himbauan yang disampaikan Pemkot dan tetap memperhatikan lingkungan sekitar dengan menerapkan perilaku bersih dan sehat.
“Seluruh warga Singkawang harus menjaga kebersihan dan kesehatan. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan jauhkan diri dari tempat keramaian,” ujarnya.
Tjhai Chui Mie mengatakan, pihaknya bersama dinas kesehatan masih menunggu hasil laboratorium Balitbangkes perihal kepastian penyebab kematian pasien.
“Saya sampaikan kepada masyarakat Singkawang, bahwa ini belum tentu yang bersangkutan terkena virus corona karena sampai sekarang hasil lab belum keluar,” katanya.
Adapun prosedur penanganan jenazah dilaksanakan sesuai ketetapan yang diatur Pemerintah, dengan tetap menghormati jenazah, dan melakukan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan, agar keluarga pasien, dan lingkungan masyarakat tidak tertular.
Baik petugas maupun keluarga jenazah dari pasien yang terjangkit Virus Corona, harus mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan pemerintah.(led)