ifakta.co, NGANJUK – Dalam dua hari terakhir angka penambahan kasus konfirmasi yang di keluarkan Satgas COVID -19 Kabupaten Nganjuk pada (15/1/21) terjadi lonjakan yang sangat fantastis hingga tembus angka 230 kasus konfirmasi dalam sehari.
Dari laporan harian data kumulatif Nganjuk menyebutkan Suspek 894 orang, Probable 26 orang, kontak erat 7589 orang, konfirmasi 1642 orang. Dengan angka kenaikan yang sangat pesat itu Kabupaten Nganjuk saat ini telah dinyatakan sebagai zona merah.
Angka kenaikan itu merupakan lonjakan tertinggi semenjak pandemi COVID -19 terjadi di Kabupaten Nganjuk pada awal bulan April 2020 lalu.
Sebelumnya juga sudah terjadi peningkatan sebanyak 43 kasus konfirmasi per tanggal (14/1/21).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam keterangannya pada ifakta.co Sabtu (16/1/21) pukul 13.30 Wib melalui saluran telepon seluler, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID -19 Kabupaten Nganjuk dr.Hendriyanto mengatakan 230 kasus konfirmasi itu berasal dari berbagai klaster.
“Dari 230 yang paling banyak klaster keluarga dan perkantoran ada juga klaster hajatan dan claster Nakes,” katanya.
Dijelaskannya mengapa sampai tembus angka 230 dalam satu hari, hal itu di karenakan beberapa hal.
Penyebabnya pertamanya karena memang tren kasus konfirmasinya meningkat dari berbagai cluster, kedua RSUD Nganjuk sudah mempunyai alat PCR untuk melakukan tes swab, semua rumah sakit rujukan dan Puskesmas di Nganjuk juga sudah bisa melakukan pemeriksaan swab pengambilan sampel hingga terjadi penumpukan untuk di kirim ke Surabaya.
“Kala itu pengiriman sampel dari Nganjuk banyak sebab testing tracingnya luas dan di RSUD Nganjuk sempat lock down di bagian pemeriksaan, akhirnya sampelnya numpuk dan ada keterlambatan pengiriman ke Surabaya,” tegas Jubir Gugas.
Sementara itu terjadi hal yang sama di dua Laboratorium di Surabaya yang notabennya juga menjadi pusat rujukan seluruh Indonesia Timur.
“Di Surabaya kita mengirim sampel di dua laboratorium yakni Lab BBTKL dan BPOM dan terjadi juga penumpukan serta antrian sedangkan hasil swab keluar hampir bersamaan maka kemarin Nganjuk sampai 230,” paparnya.
Ia juga berasumsi jika beberapa hari ke depan Kabupaten Nganjuk pasti angkanya akan tinggi – tinggi.
Dijelaskannya seluruh pasien yang terkonfirmasi saat ini sudah menjalani isolasi yang tersebar di tiga rumah sakit rujukan yaitu RS.Bhayangkara, RSUD Nganjuk dan RSUD Kertosono serta Mpu Sindok dan juga di rumah sakit luar daerah.
“Dari 230 orang terpapar itu, sudah banyak yang kita rawat, namun hasilnya baru keluar dan sekarang sudah di isolasi seluruhnya karena perintah dari Bupati Nganjuk dan Kapolres Nganjuk tidak boleh ada isolasi mandiri” kata Hendriyanto lagi.
Berbicara tentang kapasitas rumah sakit pasca lonjakan yang terjadi kemarin, Hendriyanto menjelaskan jika Gugus Tugas sejauh ini terus menambah kapasitas ruang seiring dengan penambahan jumlah pasien.
“Kalau bicara cukup ‘gak cukup ya kita harus mencukupkan, seperti RS Kertosono 1 bulan yang lalu saya cek ada 26 TT namun sekarang sudah 90 lebih karena kita terus menambah tempat untuk isolasi,” jelasnya.
Menyikapi lonjakan kasus konfirmasi saat ini Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat menurut Jubir hari ini telah mengeluarkan SP.
“Terkait dengan ini Bupati mengeluarkan SP siang ini namun saya belum tau isinya, saya kira selaku ketua satgas beliau meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan 3 M,” ungkapnya.
Sedangkan Hendriyanto sendiri berharap, masyarakat Nganjuk mempunyai tingkat kepatuhan dan kesadaran yang lebih baik terkait disiplin Prokes sehingga nantinya akan ada penurunan kasus konfirmasi di Kabupaten Nganjuk.
■