Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat bertemu Marsini kakak kandung Marsinah di rumah masa kecil Marsinah di Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk.(Poto: istimewa).
NGANJUK, ifakta.co – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Rumah Singgah sekaligus Museum Nasional Pahlawan Nasional Marsinah, Sabtu (27/12/2025), di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta sejumlah pejabat tinggi negara, Kapolri mengawali rangkaian kegiatan dengan ziarah ke makam Marsinah, buruh perempuan pejuang hak tenaga kerja yang baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada Oktober 2025 lalu.
Iklan
Selain berziarah, Jenderal Sigit juga menyempatkan diri meninjau rumah masa kecil Marsinah di wilayah Kecamatan Sukomoro sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengorbanan tokoh buruh nasional tersebut.
“Pertama, terima kasih. Beberapa waktu lalu Ibu Marsini, kakak kandung Marsinah, mengundang saya untuk hadir ke Nganjuk. Alhamdulillah hari ini kami bisa hadir. Tadi kita berziarah ke makam almarhumah, kemudian menengok rumah masa kecil beliau,” ujar Sigit kepada awak media.
Usai prosesi ziarah, Kapolri secara simbolis melakukan peletakan batu pertama pembangunan Museum Nasional Marsinah yang juga akan difungsikan sebagai rumah singgah. Museum ini dibangun sebagai ruang edukasi sejarah sekaligus monumen perjuangan buruh Indonesia.
Jenderal Sigit menegaskan bahwa museum tersebut tidak hanya menjadi bangunan fisik, tetapi juga simbol semangat perjuangan Marsinah yang harus terus diwariskan kepada generasi buruh masa kini.
“Alhamdulillah, hari ini kita sekaligus melaksanakan groundbreaking untuk rumah singgah dan museum nasional bagi Ibu Marsinah. Ini untuk mengenang beliau sebagai salah satu tokoh Pahlawan Nasional dari kalangan buruh,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kapolri berpesan agar perjuangan buruh ke depan tetap dilakukan secara konstruktif, terukur, dan bertanggung jawab, sehingga aspirasi dapat tersampaikan tanpa mengganggu stabilitas nasional.
“Mengawal dan memperjuangkan hak buruh tentu sangat penting. Namun saya selalu sampaikan agar dilakukan dengan baik dan terukur, sehingga hak buruh tetap diperhatikan, sekaligus pembangunan, iklim investasi, dan pertumbuhan ekonomi tetap kondusif,” jelasnya.
Selain nilai historis, pembangunan museum ini juga diproyeksikan menjadi penggerak ekonomi baru bagi masyarakat Desa Nglundo. Kapolri optimistis kehadiran museum akan menarik kunjungan buruh dari berbagai daerah di Indonesia.
“Nanti akan ada kunjungan dari rekan-rekan buruh seluruh Indonesia. Ini tentu akan menghidupkan UMKM, menggerakkan ekonomi desa, dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Nglundo,” tambahnya.
Jenderal Sigit menutup dengan menegaskan bahwa Marsinah merupakan aset bangsa yang membanggakan. Keberadaan Museum Nasional Marsinah diharapkan membawa manfaat luas bagi masyarakat serta menjadi inspirasi dalam mewujudkan Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaya saing global.
(may).
