TAKENGON, ifakta.co  – Kelangkaan bahan pangan dan belum meratanya penyaluran bantuan di wilayah terdampak banjir bandang menyebabkan sejumlah warga di Aceh Tengah dan Bener Meriah bertindak nekat dengan menjarah toko ritel modern (1/12/2025). 

Aksi tersebut terjadi di beberapa titik, termasuk wilayah Pondok Baru, Kecamatan Bandar, serta kawasan Simpang Tiga.

Kapolres Bener Meriah AKBP Ilham Abdi membenarkan kejadian tersebut. “Benar, kejadiannya Senin (1/12/2025) malam,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (2/12/2025).

Iklan

Menurut penuturan warga, aksi itu terpaksa dilakukan lantaran toko ritel yang menjadi salah satu sumber kebutuhan harian justru tutup di tengah situasi darurat. Di sisi lain, sejumlah kios kecil kehabisan stok sembako akibat terganggunya akses distribusi.

“Kalau saja tokonya buka, warga pasti beli. Kami bukan tidak punya uang. Ini kondisi bahan pangan langka, toko itu malah tutup padahal masih banyak barang yang bisa dijual untuk dimakan,” kata Anwar, warga Pondok Baru, kepada ifakta.co.

Situasi serupa terjadi di Kecamatan Bebesan, Kabupaten Aceh Tengah. Toko ritel di daerah itu ikut dijarah karena pasokan logistik yang masuk belum sepenuhnya menjangkau pengungsi dan warga terisolir.

Hingga Selasa (2/12/2025), akses darat menuju Aceh Tengah dan Bener Meriah masih belum dapat dilalui setelah sejumlah ruas jalan dan jembatan putus diterjang banjir dan longsor. 

Proses evakuasi dan pengiriman bantuan hanya dapat dilakukan melalui jalur udara sehingga distribusi menjadi terbatas.

Sementara itu, kebutuhan makanan dan barang esensial terus meningkat karena ribuan warga masih bertahan di lokasi pengungsian.

Berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh per Selasa (2/12/2025) pukul 19.37 WIB, jumlah pengungsi di Aceh Tengah mencapai 8.294 jiwa. Korban meninggal dunia tercatat 21 orang dan 23 lainnya masih dinyatakan hilang.

Di Kabupaten Bener Meriah, sebanyak 37.682 jiwa masih mengungsi. Sementara itu, korban meninggal mencapai 29 orang dan 23 warga dilaporkan hilang.

(Amin)