JAKARTA, ifakta.co – Mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menghadapi tekanan dan mengalami pelemahan lebih lanjut pada tahun 2026. Proyeksi ini disampaikan oleh tim analis dari Bank of America (BofA) Securities dalam catatan terbaru mereka kepada para klien.
Meskipun pandangan jangka panjang menunjuk pada tren pelemahan greenback, para strategis BofA mengingatkan bahwa periode penutupan tahun 2025 akan menjadi masa yang sangat sibuk dan krusial bagi para pelaku pasar.
Antisipasi Akhir Tahun 2025
Dalam catatan tersebut, para strategis BofA, termasuk Alex Cohen dan Adarsh Sinha, memberikan peringatan kepada investor untuk tetap waspada dalam jangka pendek. Mereka menyoroti padatnya agenda ekonomi dan dinamika pasar yang harus dicerna sebelum tahun berakhir.
Iklan
“Akan ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam beberapa minggu singkat sebelum liburan Natal menandai berakhirnya tahun 2025,” tulis para strategis tersebut.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa sebelum memasuki tren pelemahan di tahun 2026, pasar valuta asing (forex) kemungkinan masih akan mengalami volatilitas atau pergerakan signifikan yang dipicu oleh rilis data ekonomi terakhir atau penyesuaian posisi portofolio menjelang libur akhir tahun.
Prediksi pelemahan Dolar AS pada 2026 memberikan sinyal bagi investor global untuk mulai meninjau kembali strategi alokasi aset mereka. Pelemahan dolar biasanya dapat berdampak positif bagi mata uang pasar berkembang (emerging markets). Komoditas yang diperdagangkan dalam dolar (seperti emas dan minyak).
Aset berisiko lainnya yang sering kali bergerak berlawanan arah dengan dolar. Namun, fokus utama BofA saat ini adalah memastikan investor tidak lengah dalam menghadapi “beberapa minggu singkat” yang padat informasi sebelum liburan Natal tiba. (FA)


