MEDAN, ifakta.co – Situasi darurat akibat banjir dan longsor di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, memicu aksi penjarahan di sejumlah titik pada Sabtu (29/11/2025). Puluhan warga yang terdampak bencana dilaporkan memasuki Gudang Bulog Sarudik serta beberapa ritel modern setelah pasokan pangan tidak kunjung tiba.
Akses jalan yang terputus dan wilayah yang terisolasi selama tiga hari membuat distribusi logistik bantuan terganggu. Kondisi ini mendorong warga berebut kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng dari gudang Bulog. Dalam rekaman video yang beredar, terlihat sebagian warga bahkan membawa karung beras sambil menggendong anak-anak mereka.
Pemimpin Wilayah Bulog Sumatera Utara, Budi Cahyanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa banjir dan longsor menimbulkan kerusakan infrastruktur yang membuat jalur distribusi terhenti total.
Iklan
“Pasokan pangan tidak dapat diakses masyarakat selama beberapa hari. Situasi ini memicu kondisi darurat yang membuat warga bertindak di luar kendali,” ujar Budi.
Aparat Sudah Bersiaga, Namun Fokus Terpecah
Sebelum aksi penjarahan terjadi, Bulog Sibolga telah berkoordinasi dengan Polres Sibolga dan Kodim Tapanuli Tengah untuk memperketat pengamanan fasilitas.
Sejumlah personel Polsek dan Koramil ditempatkan di kawasan gudang.
Namun, menurut Budi, fokus aparat pada saat itu lebih mengarah pada evakuasi korban serta penanganan darurat pascabencana.
Ketika potensi kerawanan meningkat, Bulog meminta penambahan personel ke Kodim dan Polresta Sibolga. Koordinasi juga dilakukan hingga ke tingkat Kodam dan Polda Sumut.
“Personel tambahan sedang dalam perjalanan ketika tiba-tiba massa berkumpul dan memaksa masuk. Pagar gerbang dirusak, gembok dipatahkan, dan warga mengambil beras serta minyak goreng dari dalam gudang,” ungkapnya.
Aparat sempat mencoba menghalau massa, tetapi upaya tersebut tidak berhasil karena tekanan kebutuhan pangan yang mendesak.
Minimarket di Tapanuli Tengah Ikut Jadi Sasaran
Penjarahan tidak hanya terjadi di Gudang Bulog Sarudik. Sejumlah minimarket di wilayah Tapanuli Tengah juga dilaporkan diserbu warga yang belum menerima bantuan sejak bencana terjadi.
Pemerintah daerah dan instansi terkait kini berupaya memulihkan jalur distribusi bantuan. Bulog Sumut masih melakukan pendataan terhadap jumlah beras dan minyak goreng yang diambil massa.
Komunikasi dengan petugas lapangan pun terhambat akibat gangguan sinyal di beberapa titik bencana.
“Kami meminta dukungan semua pihak agar penanganan pasca kejadian dapat berjalan tepat sasaran. Masyarakat sedang berada dalam situasi yang sangat sulit,” ujar Budi.
Hingga Minggu pagi, kondisi di beberapa titik masih rawan akibat terbatasnya pasokan logistik.
Aparat gabungan TNI dan Polri telah diturunkan untuk menjaga sejumlah fasilitas vital serta menormalkan distribusi bantuan kepada korban banjir.
(AMIN)



