JAKARTA,- ifakta,- Gubernur DKI Jakarta periode 1966–1977, Ali Sadikin, pernah mengambil kebijakan kontroversial dengan melegalkan sejumlah bentuk perjudian demi meningkatkan pendapatan daerah yang saat itu sangat terbatas. Langkah tersebut menjadi salah satu kebijakan paling menonjol sepanjang masa kepemimpinannya.

Ketika pertama menjabat, kondisi keuangan Jakarta berada pada tingkat yang disebut Bang Ali sebagai tidak memadai untuk membiayai pembangunan. Di tengah keterbatasan tersebut, ia menilai perlu adanya terobosan yang mampu menghadirkan pemasukan besar dan cepat. Sektor perjudian kemudian dijadikan salah satu sumber pendapatan resmi melalui regulasi dan penarikan pajak.

Jenis perjudian yang dilegalkan meliputi jackpot, kasino terbatas, undian berhadiah, serta sejumlah bentuk permainan yang sebelumnya beroperasi secara ilegal. Semua kegiatan itu ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah provinsi dan diwajibkan menyetor pajak secara teratur.

Iklan

Kebijakan tersebut menimbulkan penolakan dari berbagai kelompok masyarakat, terutama kalangan agama dan organisasi sosial yang menilai langkah itu dapat merusak moral publik. Namun Ali Sadikin berkali-kali menegaskan bahwa pembangunan kota membutuhkan anggaran yang tidak bisa dipenuhi hanya dari sumber resmi yang ada. Ia menyatakan lebih baik perjudian diatur secara terbuka daripada dibiarkan beroperasi liar tanpa manfaat bagi daerah.

Pemasukan dari sektor itu kemudian digunakan untuk membiayai berbagai proyek pembangunan yang hingga kini menjadi bagian penting dari wajah Jakarta. Beberapa fasilitas yang dibangun menggunakan dana tersebut antara lain Taman Ismail Marzuki, revitalisasi kawasan Ancol, pengembangan Kebun Binatang Ragunan, serta sejumlah infrastruktur layanan publik lainnya.

Meskipun mendapat hasil signifikan terhadap kondisi pembangunan saat itu, kebijakan legalisasi perjudian pada akhirnya dihentikan setelah tekanan politik dan sosial semakin kuat. Namun keputusan tersebut tetap tercatat sebagai salah satu contoh pendekatan pragmatis yang ditempuh Ali Sadikin dalam membangun Jakarta di masa awal kemajuannya.