MANILA, ifakta.co — Pertumbuhan ekonomi Filipina mencatatkan perlambatan signifikan pada kuartal ketiga, tahun 2025. Menurut data resmi Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis oleh Otoritas Statistik Filipina (PSA) pada hari Jumat (7/11) waktu setempat. Ekonomi negara tersebut hanya tumbuh sebesar 4,0% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Angka ini jauh lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya, yaitu 5,5%, dan juga meleset dari ekspektasi analis pasar yang rata-rata memproyeksikan angka yang lebih tinggi. Pertumbuhan 4,0% ini disebut-sebut sebagai laju ekspansi ekonomi tahunan yang terlemah sejak kuartal pertama tahun 2021.

Sejumlah faktor disebut-sebut menjadi penyebab utama di balik perlambatan tajam ini, seperti.
Penyelidikan korupsi dan belanja Pemerintah.

Iklan

Perlambatan tersebut terjadi di tengah-tengah penyelidikan kasus anomali infrastruktur yang sedang berlangsung, yang menyebabkan pengecilan belanja publik secara signifikan. Pembentukan modal bruto atau investasi mencatatkan penurunan sebesar 2,8%, menandakan adanya hambatan besar dari belanja sektor publik dan swasta.

Meskipun masih positif, pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga melambat menjadi 4,1% dari 5,3% pada kuartal sebelumnya. Bahkan benca alam seperti serangkaian topan/badai yang melanda negara tersebut juga turut mengganggu aktivitas ekonomi.

Dengan pertumbuhan rata-rata PDB sebesar 5,0% dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, laju saat ini menempatkan ekonomi Filipina dalam risiko untuk tidak mencapai target pertumbuhan tahunan pemerintah yang berada dalam kisaran 5,5% hingga 6,5%.

Meskipun demikian, ada beberapa sektor yang masih menunjukkan kinerja positif, antara lain:
Perdagangan grosir dan eceran, perbaikan kendaraan bermotor dan sepeda motor (5,0%), Aktivitas keuangan dan asuransi (5,5%),
Layanan profesional dan bisnis (6,2%).

Pemerintah Filipina kini menghadapi tantangan besar untuk menghidupkan kembali momentum ekonomi di tengah tantangan domestik dan global yang berkelanjutan.(Jo)