Pemerintah Kabupaten Nganjuk (Pemkab Nganjuk menggelar seminar untuk mematangkan pengusulan Marsinah jadi Pahlawan Nasional atas dukungan penuh Presiden Prabowo.(Poto: istimewa/ifakta.co).

NGANJUK ifakta.co– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk menunjukkan komitmen penuh dalam memperjuangkan penetapan aktivis buruh asal Nganjuk, Marsinah, sebagai Pahlawan Nasional.

Keseriusan itu dibuktikan dengan digelarnya Seminar Pengusulan Resmi pada Senin, 6 Oktober 2025, di Pendopo KRT Sosrokoesoemo.

Iklan


Seminar tersebut menjadi tahapan krusial sekaligus salah satu langkah terakhir sebelum dokumen pengajuan diserahkan ke pemerintah pusat. Acara dihadiri perwakilan Kementerian Sosial, Forkopimda, OPD, Serikat Buruh, Aktivis HAM, Tokoh Masyarakat, serta berbagai elemen lainnya.

Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi secara resmi membuka seminar. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pengusulan ini merupakan bentuk penghormatan tertinggi daerah terhadap perjuangan Marsinah.


“Sejak 1 Mei 2025, kami sudah menyatakan komitmen untuk mengusulkan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. Usulan ini murni dari masyarakat dan Pemkab Nganjuk, dan alhamdulillah mendapat dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto,” tegas Bupati.

Marhaen di hadapan sekitar 150 peserta.
Ia menyebut, seluruh persyaratan administratif yang berjumlah delapan poin telah dipenuhi. Seminar ini digelar untuk menambah bobot akademis dalam berkas pengajuan.


“Minggu depan semua dokumen akan kami jilid dan serahkan ke Gubernur Jawa Timur untuk diteruskan ke Kementerian Sosial,” ujarnya.


Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk Haris Jatmiko menambahkan bahwa seminar ini penting untuk memperkuat argumentasi ilmiah dalam usulan.


“Seminar ini menjadi landasan akademis yang menguatkan bahwa Marsinah layak menyandang gelar Pahlawan Nasional atas perjuangannya membela keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan,” jelasnya.
Siapa Marsinah?


Marsinah dikenal sebagai ikon perjuangan buruh Indonesia. Ia meninggal secara tragis pada 1993 setelah memperjuangkan hak-hak pekerja dan menolak PHK sepihak. Hingga kini, namanya tetap hidup sebagai simbol keberanian melawan ketidakadilan.

(may).