TAIPEI, ifakta.co — Ekspor Taiwan pada bulan September mencatat pertumbuhan yang kuat namun sedikit meleset dari perkiraan, mengindikasikan bahwa tarif sebesar 20% yang dikenakan oleh Amerika Serikat (AS) mungkin mulai memberikan dampak pada rantai pasokan teknologi global.
Kementerian Keuangan Taiwan pada hari Kamis (9/10/2025) melaporkan bahwa ekspor naik 33,8% dari tahun sebelumnya, mencapai total $54,25 miliar. Meskipun angka ini menunjukkan ekspansi yang berkelanjutan, pertumbuhan tersebut berada di bawah ekspektasi banyak analis.
Kekhawatiran utama di pasar adalah dampak berkepanjangan dari tarif AS yang tinggi. Taiwan, sebagai pusat manufaktur semikonduktor, elektronik, dan komponen utama dalam rantai pasokan teknologi, sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan perdagangan global.
Para ekonom mencatat bahwa angka ekspor yang dirilis meskipun masih merupakan rekor bulanan yang signifikan menunjukkan adanya perlambatan momentum dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Iklan
Kenaikan tarif sebesar 20% yang ditargetkan pada produk-produk tertentu yang transit atau dirakit di wilayah yang terkena dampak, telah mendorong perusahaan multinasional untuk mempertimbangkan kembali lokasi produksi dan perakitan mereka.
Prospek Jangka Pendek
Pemerintah Taiwan telah menyatakan optimisme bahwa permintaan global untuk chip dan komponen teknologi tinggi akan tetap kuat di kuartal keempat. Namun, mereka juga mengakui adanya ketidakpastian yang meningkat di tengah inflasi global, kenaikan suku bunga, dan ketegangan geopolitik yang dapat menekan permintaan konsumen di pasar utama seperti AS dan Eropa.
“Kami melihat adanya perpindahan pesanan dan upaya penyesuaian rantai pasokan,” ujar seorang juru bicara kementerian, “Namun, kami akan terus memantau dampak penuh dari kebijakan tarif ini pada kinerja ekspor kami di bulan-bulan mendatang.”(Jo)