JAKARTA, ifakta.co – Pasar Gembrong, yang selama ini dikenal sebagai pusat penjualan mainan anak-anak terbesar di Jakarta, kini terlihat semakin sepi dari pengunjung. Fenomena ini dikeluhkan banyak pedagang yang mengaku mengalami penurunan omzet secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut pantauan di lokasi, banyak kios terlihat lengang meski hari sudah menjelang siang. Hanya segelintir pembeli yang datang, itupun sebagian besar hanya melihat-lihat tanpa melakukan transaksi.

“Sudah hampir setahun ini sepi. Kalau dulu akhir pekan selalu ramai, sekarang bisa dihitung dengan jari yang datang. Pendapatan turun sampai 50 persen lebih,” ujar Sari (38), salah satu pedagang mainan di Pasar Gembrong, Senin (21/7).

Iklan

Beberapa pedagang menyebutkan bahwa perubahan pola belanja masyarakat menjadi faktor utama. Banyak konsumen kini lebih memilih berbelanja secara daring di platform e-commerce yang menawarkan harga bersaing dan kemudahan layanan antar.

“Sekarang orang-orang beli lewat online. Di sini kadang mereka cuma tanya harga, terus bandingin di HP, lalu pergi,” tambah Dedi, pedagang lain yang sudah berjualan di Pasar Gembrong lebih dari 10 tahun.

Tak hanya itu, faktor ekonomi seperti menurunnya daya beli masyarakat dan tingginya harga bahan pokok turut memengaruhi minat berbelanja barang non-prioritas seperti mainan.

Para pedagang berharap adanya langkah dari pemerintah daerah untuk membantu memulihkan aktivitas pasar, misalnya melalui promosi wisata belanja keluarga atau pelatihan digitalisasi usaha untuk pelaku UMKM di kawasan tersebut.

Pasar Gembrong, yang sempat terbakar pada 2022 dan kemudian dibangun kembali dengan konsep lebih tertata, kini menghadapi tantangan baru dalam menjaga kelangsungan ekonomi para pedagangnya di tengah era digital dan perubahan gaya hidup masyarakat. (Jo)