Jakarta, ifakta.co – R Panca Nur, tokoh pelaku budaya Betawi dari trah keluarga besar Beksi H Hasbullah, wilayah Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, angkat suara lantang soal dugaan korupsi yang menyeret mantan Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Hendri Whardana. Ia menilai kasus tersebut sebagai penghinaan terhadap budaya dan leluhur Betawi, serta menuntut pengusutan hingga ke akar-akarnya.

“Ini bukan sekadar beban moral, tapi juga moril bahkan materil bagi kami sebagai pelaku budaya Betawi. Korupsi di Dinas Kebudayaan adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah leluhur,” tegas Panca Nur, Kamis (10/7).

Menurutnya, korupsi yang terjadi di sektor kebudayaan adalah kejahatan luar biasa. Budaya yang seharusnya dijaga sebagai warisan tak ternilai malah dijadikan ladang bancakan oleh oknum birokrasi.

Iklan

“Bayangkan, budaya saja sudah tersusupi setan-setan koruptor yang merasuki jiwa para pemangku kebijakan. Jika ini dibiarkan, apa jadinya moral Jakarta di masa depan?”

Panca menyatakan dirinya bersama keluarga besar dan tim pelapor telah mengawal kasus ini sejak awal hingga status terdakwa saat ini. Ia mengajak seluruh pelaku, pemerhati, dan pecinta budaya Betawi untuk bersatu melawan praktik korupsi di sektor kebudayaan.

“Ini bukan soal sentris politik atau pribadi, tapi soal moral. Koruptor adalah musuh negara, musuh kita bersama,” serunya lantang.

Panca juga menyampaikan harapannya kepada Gubernur Jakarta Bang Pram dan Wakil Gubernur Bang Doel untuk menunjukkan komitmen pemberantasan korupsi di babak baru kepemimpinan mereka.

“Kami menuntut agar kasus ini tidak berhenti di permukaan. Usut tuntas sampai ke akar-akarnya demi Jakarta yang bersih dan bermartabat,” pungkasnya.

Ia menutup pernyataannya dengan seruan keras:
“Mari, rekan-rekan pelaku dan pecinta budaya Betawi, bukalah mata hati kalian! Jangan biarkan budaya kita dinodai oleh koruptor.”

(Alam)