JAKARTA, ifakta.co – Onani atau masturbasi merupakan aktivitas seksual yang umum dilakukan oleh banyak orang, baik pria maupun wanita, sebagai bentuk eksplorasi tubuh dan pemenuhan hasrat seksual secara mandiri. Secara medis, onani pada dasarnya bukanlah tindakan yang berbahaya dan bahkan bisa memberikan manfaat, seperti meredakan stres, membantu tidur, dan memahami reaksi tubuh terhadap rangsangan seksual.
Namun, persoalan muncul ketika aktivitas ini dilakukan secara berlebihan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Ketergantungan terhadap onani bisa menjadi pertanda gangguan psikologis atau kondisi yang disebut sebagai “masturbation compulsive disorder” atau perilaku kompulsif seksual.
Ciri-Ciri Ketergantungan Onani:
Iklan
Melakukan onani berulang kali dalam sehari secara tidak terkendali
Mengabaikan tanggung jawab pekerjaan, sosial, atau keluarga demi melakukan onani
Merasa bersalah atau menyesal setelah melakukannya, tetapi tetap tidak bisa berhenti
Mengalami gangguan tidur, kelelahan, atau nyeri fisik karena frekuensi yang tinggi
Menggunakan onani sebagai pelarian utama dari stres, cemas, atau rasa kesepian
Apakah Ini Pertanda Penyakit?
Ketergantungan onani sendiri bukanlah penyakit dalam pengertian medis konvensional seperti infeksi atau gangguan organ, tetapi lebih termasuk dalam spektrum gangguan perilaku atau psikoseksual. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa berhubungan dengan:
Gangguan kecanduan seksual (hypersexual disorder)
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Depresi atau gangguan kecemasan
Trauma masa lalu atau pelecehan seksual
Kecanduan onani juga bisa menjadi “gejala permukaan” dari masalah psikologis yang lebih dalam. Oleh karena itu, jika seseorang merasa sulit mengontrol dorongan onani dan hal itu mulai mengganggu kualitas hidupnya, disarankan untuk konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Penanganan dan Solusi:
- Mengenali Pemicu
Cari tahu situasi atau emosi apa yang memicu keinginan untuk onani. Apakah karena stres, kesepian, atau kebosanan? - Ganti dengan Aktivitas Positif
Olahraga, membaca, berkegiatan sosial, atau hobi lain dapat menjadi pengalih yang sehat. - Batasi Akses ke Konten Pornografi
Ketergantungan sering diperparah oleh konsumsi pornografi yang berlebihan. - Terapi Psikologis
Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu mengubah pola pikir dan perilaku kompulsif. - Jangan Malu Minta Bantuan
Masyarakat sering menstigmatisasi masalah seksual, padahal gangguan ini bisa ditangani secara profesional dan tanpa penghakiman.
Masturbasi adalah hal normal dalam batas wajar. Namun jika menjadi kebiasaan kompulsif yang tak terkendali, itu bisa menjadi tanda adanya gangguan perilaku atau emosi yang perlu ditangani secara serius. Tidak ada salahnya mencari bantuan kesehatan seksual adalah bagian dari kesehatan mental dan fisik yang utuh.
(Sb-Alex)