MOSKOW, ifakta.co – Kremlin menegaskan bahwa sanksi-sanksi baru yang terus dijatuhkan oleh Uni Eropa kepada Rusia justru akan menjadi bumerang bagi ekonomi Eropa sendiri. Dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan pada hari Minggu (29/6), Kremlin menyebut bahwa semakin keras tekanan ekonomi yang diberikan, semakin kuat pula ketahanan Rusia terhadap apa yang mereka sebut sebagai sanksi-sanksi “ilegal” tersebut.

“Setiap langkah tambahan berupa sanksi akan semakin menyakitkan, bukan hanya bagi kami, tetapi justru akan berdampak lebih besar terhadap ekonomi negara-negara Eropa sendiri,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam pernyataan tersebut.

Menurut Kremlin, perekonomian Rusia telah beradaptasi dengan cepat terhadap berbagai gelombang sanksi sejak invasi ke Ukraina pada 2022. Diversifikasi mitra dagang, peningkatan hubungan ekonomi dengan Asia, serta penguatan industri dalam negeri disebut sebagai faktor utama yang membuat Rusia semakin resistan.

“Rusia telah belajar hidup di bawah tekanan sanksi. Struktur ekonomi kami telah berubah secara signifikan. Sebaliknya, negara-negara Eropa kini menghadapi krisis energi, inflasi tinggi, dan gangguan pada rantai pasokan mereka sendiri,” tambah Peskov.

Pernyataan ini muncul setelah Uni Eropa resmi mengesahkan paket sanksi ke-14 terhadap Rusia, yang mencakup pembatasan lebih lanjut pada sektor energi, perdagangan, serta akses terhadap teknologi kritis. Sanksi tersebut dimaksudkan untuk melemahkan kapasitas militer dan ekonomi Rusia.

Namun, Kremlin menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut tidak akan mengubah kebijakan Moskow. “Upaya untuk menekan Rusia dengan sanksi telah gagal. Yang terjadi justru adalah kerusakan ekonomi yang semakin nyata di Eropa sendiri,” tegas pernyataan itu.

Ketegangan antara Rusia dan Eropa diperkirakan akan terus berlanjut, dengan kedua belah pihak saling memberlakukan pembatasan dan kontra-sanksi di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks. (Jojo)