IFAKTA – Harga minyak mentah diperkirakan akan melonjak sebesar $3 hingga $5 per barel ketika perdagangan dibuka kembali pada Minggu malam, menyusul serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran pada akhir pekan. Ketegangan geopolitik yang meningkat di kawasan Teluk Persia menimbulkan kekhawatiran serius terhadap potensi gangguan pasokan energi global.
Serangan tersebut, yang dikonfirmasi oleh pejabat AS namun belum sepenuhnya dijabarkan secara publik, memicu spekulasi pasar mengenai potensi eskalasi lebih lanjut antara kedua negara. Iran merupakan pemain kunci di kawasan Timur Tengah, yang dilalui oleh sebagian besar ekspor minyak dunia melalui Selat Hormuz — jalur pengiriman energi strategis.
“Setiap potensi gangguan di Selat Hormuz bisa memberikan dampak besar pada harga global, dan reaksi pasar kemungkinan akan langsung terlihat pada pembukaan perdagangan malam ini,” ujar analis energi dari sebuah firma riset pasar internasional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kenaikan harga minyak akan menambah tekanan terhadap inflasi global yang masih menjadi perhatian utama di berbagai negara, terutama menjelang paruh kedua tahun ini. Pelaku pasar kini menanti respons lanjutan dari Iran dan potensi langkah diplomatik ataupun militer dari komunitas internasional.
Sementara itu, para analis memperingatkan bahwa volatilitas harga minyak bisa tetap tinggi dalam beberapa hari ke depan, tergantung pada eskalasi atau penurunan tensi antara AS dan Iran. (Jo)