JAKARTA, IFAKTA.CO | Harga emas turun dalam perdagangan Asia pada Jumat (21/6), mencerminkan meningkatnya selera risiko investor setelah pernyataan dari Gedung Putih meredakan kekhawatiran pasar terkait potensi serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran.

Logam mulia, yang biasanya menjadi aset lindung nilai di tengah ketegangan geopolitik, mengalami tekanan setelah pernyataan resmi dari pemerintahan AS mengindikasikan bahwa tidak ada serangan langsung yang akan segera dilakukan terhadap Iran. Komentar tersebut muncul di tengah kekhawatiran global mengenai konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran, yang sebelumnya sempat mendorong lonjakan permintaan atas aset-aset safe haven.

Konfirmasi bahwa aksi militer bukan prioritas langsung menurunkan ketegangan pasar, sehingga investor mulai kembali beralih ke aset-aset berisiko, termasuk saham dan mata uang berimbal hasil lebih tinggi. Akibatnya, harga emas spot tergelincir, sementara kontrak berjangka emas di bursa AS juga mencatatkan penurunan moderat.

Iklan

Analis mencatat bahwa pelemahan harga emas ini bersifat sementara dan akan sangat tergantung pada perkembangan geopolitik ke depan. “Jika ketegangan meningkat kembali, emas bisa dengan cepat membalik arah. Namun untuk saat ini, pasar tampaknya merasa lega,” ujar seorang analis komoditas dari Tokyo.

Pasar kini menantikan sinyal lanjutan dari Washington maupun Teheran, serta data ekonomi AS yang dapat memengaruhi prospek suku bunga dan nilai dolar—dua faktor kunci dalam pergerakan harga emas ke depan.

(Jo)