JAKARTA, ifakta.co – Indonesia mengusulkan perubahan besar dalam format penyelenggaraan SEA Games dengan membuka peluang keikutsertaan negara-negara di luar Asia Tenggara.
Gagasan tersebut digulirkan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, sebagai upaya meningkatkan kualitas dan daya saing ajang olahraga kawasan.
Konsep baru itu diberi nama SEA Games Plus, yang dirancang memperluas jumlah peserta sekaligus memperkuat fokus pada cabang olahraga Olimpiade.
Iklan
Jika rencana berjalan sesuai target, edisi perdana SEA Games Plus dijadwalkan berlangsung di Filipina pada 2028, atau setahun setelah SEA Games ke-34 di Malaysia.
Raja Sapta Oktohari menyebut, Indonesia telah memulai komunikasi dengan sejumlah negara untuk menjajaki kemungkinan bergabung dalam format baru tersebut. Selain 11 negara Asia Tenggara, beberapa negara Asia Selatan dan Oseania masuk dalam daftar calon peserta.
“Kami sedang membuka komunikasi dengan beberapa negara untuk memperluas SEA Games. Selain negara Asia Tenggara, ada peluang keterlibatan Bhutan serta negara-negara Oseania seperti Australia, Selandia Baru, dan Fiji,” ujar Raja Sapta Oktohari dalam pertemuan di kantor NOC Indonesia, Rabu (24/12/2025).
Menurutnya, kehadiran negara-negara dengan tradisi olahraga kuat di tingkat dunia akan membawa dampak positif bagi perkembangan atlet di kawasan. Australia dan Selandia Baru, misalnya, dikenal konsisten meraih prestasi di berbagai ajang internasional, termasuk Olimpiade.
Pada Olimpiade Paris 2024, Australia finis di peringkat keempat klasemen medali dengan raihan 18 emas, 19 perak, dan 16 perunggu. Sementara Selandia Baru menempati posisi ke-11 setelah mengoleksi 10 emas, tujuh perak, dan tiga perunggu.
Raja Sapta menilai, partisipasi negara-negara tersebut dapat menjadi tolok ukur baru bagi atlet Asia Tenggara untuk bersaing di level lebih tinggi. Selain itu, SEA Games Plus diharapkan lebih menekankan cabang-cabang Olimpiade dibandingkan olahraga yang selama ini kerap berubah mengikuti kepentingan tuan rumah.
Ia juga menyoroti praktik manipulasi pemilihan cabang olahraga yang kerap terjadi dalam format SEA Games saat ini. “Hampir semua tuan rumah ingin menjadi juara umum, sehingga cabang yang dipertandingkan sering disesuaikan,” kata Raja Sapta.
Ke depan, Indonesia berencana lebih selektif dengan memprioritaskan cabang Olimpiade, mengingat penyelenggaraan ajang multi-cabang membutuhkan anggaran besar dan perencanaan matang.
Sebagai bahan evaluasi, pada SEA Games ke-33 di Thailand, Indonesia finis di posisi kedua klasemen akhir dengan perolehan 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu. Thailand keluar sebagai juara umum dengan 233 emas, 154 perak, dan 108 perunggu, disusul Vietnam di peringkat ketiga.
Meski sempat diproyeksikan menjadi SEA Games paling profesional, pelaksanaan di Thailand dinilai menghadapi berbagai kendala, mulai dari situasi politik hingga bencana alam, yang berdampak pada kualitas penyelenggaraan dan memunculkan kritik terkait keberpihakan di sejumlah cabang olahraga.
(Amin)



