BIREUN, ifakta.co – Ratusan warga Aceh menggelar aksi di salah satu titik terdampak banjir, tepatnya di kawasan Jembatan Kutablang, Kabupaten Bireuen, Selasa (16/12/2025). 

Dalam aksi tersebut, masyarakat menyuarakan tuntutan agar pemerintah segera menetapkan banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra sebagai bencana nasional.

Pantauan di lokasi menunjukkan warga berkumpul di sekitar jembatan sambil menyampaikan aspirasi secara terbuka. Dalam aksi itu, terlihat pula pengibaran bendera Bulan Bintang sebagai simbol ekspresi kekecewaan dan desakan terhadap pemerintah agar lebih serius menangani dampak bencana di Aceh.

Iklan

Masyarakat menilai proses pemulihan pascabanjir berjalan lambat dan belum menyentuh kebutuhan mendesak warga di lapangan. 

Mereka juga meminta pemerintah pusat membuka peluang masuknya bantuan kemanusiaan dari luar negeri, mengingat kondisi Aceh yang dinilai membutuhkan waktu panjang untuk pulih sepenuhnya.

Salah satu persoalan krusial yang disoroti warga adalah terbatasnya akses logistik ke daerah pedalaman. 

Di Kabupaten Aceh Tengah, misalnya, warga terpaksa berjalan kaki puluhan kilometer menuju Bireuen hanya untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok. Kondisi tersebut dinilai sangat memprihatinkan dan membebani masyarakat terdampak bencana.

Sebelumnya, pada 14 Desember 2025, Pemerintah Aceh diketahui telah menyurati dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna meminta dukungan internasional dalam pemulihan pascabencana. 

Namun hingga kini, pemerintah pusat masih menyatakan bahwa penanganan bencana dinilai terkendali karena dampaknya tercatat terjadi di tiga provinsi dari total 38 provinsi di Indonesia.

Meski demikian, fakta di lapangan menunjukkan bahwa upaya pemulihan membutuhkan kerja ekstra dan perhatian serius. 

Kerusakan infrastruktur, keterbatasan akses transportasi, serta distribusi bantuan yang belum merata menjadi tantangan utama yang dihadapi masyarakat Aceh hingga saat ini.

(Amin)