JAKARTA, ifakta.co – Forum Indonesia–Berachain DeFi yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, menarik perhatian regulator, pelaku industri kripto, hingga institusi global.
Forum ini menjadi penanda semakin terbukanya arah pengembangan ekosistem Web3 dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) di Indonesia, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar strategis di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bursa kripto INDODAX, Batoshi Foundation, Dolphin Finance (MyDoFi), serta didukung perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Nano Labs.
Iklan

Peserta forum Indo esia Berachain (Foto:ifakta/ca)
Head of APAC Berachain, Ella Qiang, menyebut forum ini sebagai momentum penting bagi pertumbuhan ekosistem Web3 di Indonesia.
“Kegiatan ini menandai semakin terbukanya arah pengembangan ekosistem Web3 dan DeFi di Indonesia, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar strategis di kawasan Asia Tenggara,” ujar Ella Qiang dalam sambutannya di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Ella juga menyoroti pesatnya perkembangan ekosistem Berachain yang kini mencatat total nilai lebih dari USD 1,15 miliar, dengan pendapatan aplikasi tahunan mencapai USD 62 juta.
“Konsep Proof of Liquidity (PoL) adalah mekanisme yang mengalirkan likuiditas blockchain langsung ke aplikasi produktif. Dengan struktur ekonomi Indonesia yang didominasi UMKM, arus remitansi yang semakin besar, dan masyarakat yang mobile-native, Indonesia menjadi salah satu pasar paling ideal untuk PoL,” jelasnya.
Sementara itu, perwakilan Divisi Aset Kripto OJK menegaskan bahwa Indonesia terus mendorong inovasi industri aset digital, namun tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
“OJK membuka ruang bagi pengembangan produk blockchain, DeFi, BTC-Fi hingga model Digital Asset Treasury (DAT), sepanjang memenuhi standar transparansi dan perlindungan investor,” ujar perwakilan OJK dalam forum tersebut.
Ia menambahkan, langkah tersebut dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara inovasi dan perlindungan konsumen. “Hal itu guna memenuhi standar transparansi dan perlindungan investor,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Batoshi Foundation melalui CEO-nya, Vasily Medvedev, mengumumkan pembaruan BVT sekaligus ekspansi komunitas global.
“Kami memperkenalkan rangkaian pembaruan pada ekosistem BVT, mulai dari bBGT sebagai derivatif baru yang menangkap reward validator, model deflasi BVT jalur ganda, hingga perluasan BVT Bond untuk memperkuat kedalaman likuiditas,” ungkap Vasily.
Ia juga menyebut ekspansi komunitas Batoshi terus meluas ke berbagai kawasan dunia.
“Ekspansi komunitas Batoshi sudah merambah Tiongkok, Korea, Indonesia, Vietnam, dan Eropa. Batoshi kini menjadi salah satu komunitas BTC-Fi dengan pertumbuhan tercepat secara global,” katanya.
Dalam forum tersebut, Dolphin Finance (MyDoFi) memaparkan kolaborasinya dengan Nano Labs (NASDAQ: NA). Sebagai perusahaan teknologi publik asal Amerika Serikat, Nano Labs dinilai membawa standar kepatuhan dan keamanan tingkat institusi ke dalam platform MyDoFi.
“Kami menawarkan akses mudah ke strategi yield DeFi non-kustodial dengan teknologi transparansi penuh on-chain, protokol blue-chip yang telah diaudit, serta arsitektur keamanan Cobo MPC dan EIP-4337,” beber perwakilan Dolphin Finance.
Ia menambahkan, MyDoFi membawa visi besar “Indonesia 2030”.
“Platform ini bertujuan mendorong lebih dari USD 100 miliar arus modal aset digital yang patuh regulasi, sekaligus memperluas inklusi keuangan bagi jutaan masyarakat yang belum memiliki akses layanan perbankan,” ujarnya.
Di sisi lain, INDODAX menegaskan komitmennya untuk menjadi jembatan antara inovasi global dan pasar Indonesia.
“Kami melihat peluang kolaborasi yang lebih luas dengan proyek-proyek internasional untuk mempercepat adopsi DeFi di Indonesia,” ujar perwakilan INDODAX.
Sebagai informasi, forum hasil kerja sama Berachain dengan PT Dragon Parcel Solution ini memperlihatkan momentum positif bagi perkembangan Web3 di Indonesia.
Dengan dukungan regulator, kesiapan bursa lokal, ekspansi jaringan global, serta hadirnya produk DeFi berstandar institusi, Indonesia dinilai berada di jalur yang tepat untuk menjadi pusat aset digital Asia Tenggara.
Acara ditutup dengan sesi networking yang dihadiri ratusan peserta, dengan antusiasme tinggi terhadap inisiatif dan peluncuran ekosistem Berachain di Indonesia dalam waktu dekat.
(ca/ca)



