JAKARTA, ifakta.co — Beredarnya video ratusan batang kayu yang terseret banjir dan longsor di wilayah Tapanuli Selatan serta Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, memicu perdebatan publik mengenai dugaan praktik pembalakan liar di kawasan tersebut.
Ahli Kebijakan Hutan IPB University, Prof Dodik Ridho Nurochmat, menyampaikan analisis awalnya terkait temuan kayu-kayu gelondongan itu setelah mencermati sejumlah rekaman visual yang beredar di media sosial dan televisi.
Menurutnya, material kayu yang terlihat berserakan kemungkinan tidak berasal dari satu sumber, melainkan campuran dari beberapa kejadian alam maupun aktivitas manusia.
Iklan
“Kayu yang hanyut bisa berasal dari penebangan lama, pohon tumbang, atau sisa pembersihan lahan yang tidak ditangani dengan baik. Bisa juga dari penebangan baru. Karena itu perlu investigasi menyeluruh,” ujarnya melalui keterangan yang dirilis IPB University, Rabu (3/12/2025).
Sulit Dibedakan dari Video
Prof Dodik menilai sulit memastikan apakah kayu-kayu tersebut merupakan gelondongan baru atau material lama yang kembali terseret akibat besarnya debit air. Pada situasi longsor, pohon tumbang dari hulu sangat mungkin hanyut dan menambah tumpukan kayu di lokasi bencana.
Terkait ciri-ciri kayu hasil pembalakan, ia menjelaskan bahwa kayu tebangan biasanya meninggalkan bekas potongan gergaji yang rapi, sementara kayu tumbang alami tidak memiliki pola potongan tersebut.
Namun, analisis detail tidak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan video atau foto.
Perlu Pembenahan Tata Kelola Lingkungan
Prof Dodik juga mengingatkan bahwa bencana di Sumatera merupakan kombinasi faktor alam dan faktor manusia. Ia menyoroti kerentanan wilayah pegunungan, curah hujan ekstrem, serta kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas yang tidak memenuhi ketentuan.
Ia menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola lingkungan, terutama terkait kepatuhan terhadap AMDAL, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan penegakan hukum yang tidak hanya memberi sanksi, tetapi juga memastikan pemulihan kawasan.
“Kerusakan lingkungan harus dibenahi untuk mencegah kejadian serupa. Regulasi sudah ada, tinggal bagaimana dijalankan dengan benar,” ujarnya.
Hingga kini, pemerintah dan aparat diminta segera melakukan penyelidikan guna memastikan asal-usul kayu gelondongan yang viral tersebut dan apakah ada unsur pembalakan liar di baliknya.
(AMIN)



