TANGERANG, ifakta.co  — Aroma busuk dugaan permainan proyek kembali menyeruak dari tubuh Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Proyek pembangunan di SMPN 5 Cikupa yang menelan anggaran hampir Rp1 miliar diduga kuat penuh rekayasa dan akal-akalan.

Proyek yang dikerjakan CV Jasali Makmur Perkasa ini justru rampung jauh sebelum batas waktu kontrak. Namun di balik “cepatnya” pekerjaan itu, banyak pihak mencium adanya praktik tidak beres, mulai dari dugaan pengaturan lelang hingga kualitas pekerjaan yang diragukan.

Sejumlah sumber di lapangan menilai, proyek tersebut tidak lepas dari campur tangan oknum pejabat dinas, termasuk Kabid Dedi Haryanto yang disebut-sebut punya hubungan dekat dengan pihak rekanan. Sementara Inspektorat Kabupaten Tangerang dinilai mandul dan seolah pura-pura tuli terhadap dugaan penyimpangan yang sudah menjadi rahasia umum.

Iklan

“Jangan bodohi rakyat dengan dalih percepatan pembangunan. Kalau proyek cepat selesai tapi penuh kejanggalan, itu bukan prestasi, tapi kejahatan yang dibungkus rapi,” tegas Kamper, Aktivis 98 yang dikenal tajam mengkritisi praktik busuk di sektor pendidikan.

Kamper juga menuding adanya jaringan kepentingan yang bermain di balik setiap tender proyek.


“Dinas Pendidikan jangan pura-pura bersih. Kalau Kabid main proyek, berarti sistemnya sudah rusak. Bupati dan penegak hukum harus turun tangan, jangan biarkan uang rakyat disedot oleh tikus-tikus berdasi,” ujarnya geram.

Ditekan berbagai pihak, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Agus Supriatna akhirnya buka suara. Ia mengaku akan segera melakukan evaluasi total terhadap proyek-proyek yang dianggap bermasalah. Jumat (7/11/25)


“Kami meminta maaf apabila ada hal-hal yang menimbulkan kecurigaan di lapangan. Dinas akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk pada proyek SMPN 5 Cikupa. Kami tidak akan mentolerir penyimpangan apa pun,” ujar Agus singkat.

Publik kini menunggu langkah nyata. Bukan lagi sekadar janji evaluasi, tapi tindakan tegas untuk membersihkan dunia pendidikan dari aroma kecurangan yang makin menyengat. Bila dibiarkan, integritas pejabat dan kepercayaan publik akan hancur di tangan mereka yang menjadikan proyek pendidikan sebagai ladang basah.

(Sb-Alex)