LONDON, ifakta.co — Harga kontrak berjangka minyak mentah dunia merosot tajam pada perdagangan hari ini, tertekan oleh kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai potensi kelebihan pasokan global dan keputusan terbaru dari kelompok produsen OPEC+.
Kontrak berjangka minyak Brent tercatat turun 76 sen, atau 1,2%, menjadi $64,13 per barel pada pukul 1256 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan signifikan, merosot 81 sen, atau sekitar 1,3%, menjadi $60,24 per barel.
Iklan
Penurunan ini mengakhiri tren kenaikan yang sempat dialami selama empat hari berturut-turut. Meskipun OPEC+ telah memutuskan untuk menaikkan sedikit produksi pada Desember, mereka sepakat untuk menunda peningkatan produksi lebih lanjut dari Januari hingga Maret 2026. Keputusan ini muncul di tengah ekspektasi pasar bahwa pasokan minyak dapat menghadapi surplus pada tahun 2026, didorong oleh peningkatan pasokan berkelanjutan dari produsen OPEC dan non-OPEC.
Serangkaian data Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur yang lemah, mulai dari Asia hingga data ISM di AS, memicu kekhawatiran tentang melemahnya permintaan minyak di pasar global.
Menguatnya nilai tukar dolar AS ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir juga memberikan tekanan pada komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang dolar, termasuk minyak, karena membuatnya menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Beberapa analis juga memperingatkan bahwa meskipun OPEC+ berupaya menyeimbangkan pasar, risiko pasokan masih ada, terutama terkait dengan sanksi AS yang lebih ketat terhadap perusahaan minyak besar Rusia seperti Rosneft dan Lukoil, serta serangan berkelanjutan terhadap infrastruktur energi negara tersebut.
Meskipun demikian, sentimen pasar saat ini tampak lebih didominasi oleh kekhawatiran permintaan dan prospek kelebihan pasokan, menempatkan harga acuan Brent kembali mendekati level psikologis $64 per barel.(FA)



