BEKASI, ifakta.co – Satuan Narkoba Polres Bekasi Kota kembali diguncang sorotan publik. Bukan karena prestasi, melainkan dugaan praktik tangkap-lepas terhadap sejumlah pemuda asal Cikampek yang dibarengi dengan permintaan uang puluhan juta rupiah.

Informasi yang beredar menyebut, salah satu pemuda — anak mantan Kepala Desa akhirnya bisa pulang setelah keluarganya menyerahkan uang sebesar Rp25 juta kepada oknum Satnarkoba Polres Bekasi Kota. Beberapa rekannya disebut mengalami pola serupa.

Kasus serupa menimpa Dwiki Dharmawan (23), pemuda asal Cikampek, yang hingga kini keberadaannya masih gelap. Keluarga mengaku diminta Rp10–15 juta oleh oknum polisi agar Dwiki dibebaskan. Namun hingga saat ini, tak ada kejelasan apakah ia benar-benar direhabilitasi atau masih ditahan.

Iklan

“Kami hanya diminta uang Rp10 juta, katanya untuk bebaskan anak saya. Tapi sampai sekarang keberadaan Dwiki tidak jelas. Kalau memang direhab, mana alamatnya? Kenapa tidak ada surat resmi?” tegas orang tua korban di depan Mapolres Bekasi Kota, Jumat malam (26/9/2025) saat diwawancarai tim ifakta.co.


Masyarakat Cikampek menyebut praktik ini mencoreng citra kepolisian. Alih-alih memberantas narkoba, hukum justru diduga dijadikan komoditas bisnis oleh oknum aparat.

“Kalau narkoba memang musuh bangsa, jangan sampai jadi ladang bisnis polisi. Publik butuh transparansi, bukan permainan kotor seperti ini,” ujar seorang warga yang mendampingi keluarga korban.


Yang lebih mengkhawatirkan, informasi terakhir menyebut ada dugaan kerjasama kepolisian dengan yayasan rehabilitasi yang dipakai sebagai dalih untuk meminta uang. Orang tua korban menegaskan, “Jangan sampai kata-kata ‘rehab’ hanya jadi kedok untuk memeras masyarakat.”

Hingga berita ini diturunkan, Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro bungkam dan tak mempunyai etika. Tidak ada klarifikasi resmi atas dugaan praktik tangkap-lepas dan dugaan pemerasan yang dilakukan anak buahnya di Satnarkoba polres Bekasi kota.

Kasus ini kini menjadi ujian integritas institusi kepolisian: apakah benar-benar menegakkan hukum, atau justru melanggengkan bisnis gelap dengan seragam negara?

(Sb-Alex & Tim)