JAKARTA, ifakta.co – Semangat pantang menyerah ditunjukkan Ridwan, pria yang akrab disapa Kobra Kapuk. Usai menghabiskan waktu sebagai sopir, ia masih meluangkan tenaganya untuk menekuni profesi lain yang tak kalah menantang, yakni sebagai wartawan.
Rutinitas padat tidak membuatnya kehilangan gairah. Siang hingga sore ia berada di balik kemudi, mengantar penumpang atau barang ke berbagai tujuan. Malam harinya, ia kembali turun ke lapangan, meliput berbagai peristiwa untuk ditulis dan disampaikan kepada masyarakat.
“Bagi saya, lelah itu urusan belakangan. Yang penting bisa tetap berkarya dan bermanfaat,” ujarnya.
Iklan
Ia mengakui bahwa menjadi seorang wartawan bukanlah hal yang mudah. Profesi ini menuntut bukan hanya kecepatan dalam mencari berita, tetapi juga kesiapan mental menghadapi berbagai risiko.
“Sebagai bagian dari fungsi kontrol sosial, tentu akan ada tekanan dari berbagai pihak terkait pemberitaan yang kita buat. Itu tantangan yang harus dihadapi dengan profesionalisme dan keberanian,” tambahnya.
Ketekunan Ridwan menjadi bukti bahwa keterbatasan waktu dan energi bukanlah penghalang untuk terus berkontribusi. Dunia jurnalistik yang ia geluti tak sekadar menjadi profesi kedua, tetapi juga panggilan hati untuk menyuarakan informasi, terutama mengenai persoalan-persoalan masyarakat di sekitarnya.
Kisah hidup Kobra Kapuk menginspirasi banyak orang, bahwa kerja keras, konsistensi, dan semangat berbagi pengetahuan bisa membuka jalan baru, sekaligus memberi arti lebih dalam kehidupan sehari-hari.
(Sb-Alex)