JAKARTA, ifakta.co – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), digelar TNI FAIR 2025 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Acara ini menampilkan berbagai kegiatan, mulai dari pameran alutsista, bakti kesehatan, UMKM fair, hingga wisata edukasi sejarah militer.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah kehadiran Satuan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarah AD) yang turut membuka akses bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat jejak perjuangan para pahlawan bangsa melalui museum-museum yang mereka kelola.
Disjarah AD tercatat mengelola lima museum utama, yaitu:
Iklan
Museum Jenderal Besar A.H. Nasution
Museum Jenderal Ahmad Yani
Museum Pembela Tanah Air (PETA)
Museum Jenderal Besar Sudirman
Museum Dharma Wiratama
Keempat museum pertama merupakan rumah pribadi para pahlawan nasional yang kini dilestarikan sebagai museum, sedangkan Dharma Wiratama menjadi ruang pamer koleksi sejarah perjuangan TNI AD. Semua museum ini dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata sejarah.
Kabalaktakapus Disjarahad Letkol Caj Drs. SST Pardamaian Berutu
menjelaskan bahwa keberadaan museum-museum tersebut bukan hanya sekadar tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga ruang edukasi bagi generasi muda.
“Setiap museum memiliki keunggulan dan kisah perjuangan yang berbeda. Museum Ahmad Yani, misalnya, menjadi saksi bisu peristiwa G30S/PKI, sementara Museum Sudirman mengajarkan semangat pantang menyerah dalam mempertahankan kemerdekaan. Kami ingin masyarakat, khususnya anak-anak muda, belajar langsung dari sejarah bangsa,” ujar Letkol Caj Drs. SST Pardamaian Berutu
Letkol Caj Drs. SST Pardamaian Berutu
juga menyampaikan pesan langsung dari Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat (Kadisjarahad) Brigjen TNI Veri Sudijanto Sudin.
“Bapak Kadisjarahad menegaskan bahwa museum-museum ini adalah warisan sejarah yang harus terus dirawat. Kehadirannya di tengah masyarakat diharapkan dapat memperkuat wawasan kebangsaan dan menanamkan nilai-nilai perjuangan kepada generasi penerus,” kata Letkol Caj Drs. SST Pardamaian Berutu menyampaikan pernyataan Brigjen Veri saat diwawancarai
Seluruh museum yang dikelola Disjarah AD berada di bawah ketentuan Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat (Perkasad) Nomor 31/VI/2008.
Melalui TNI FAIR 2025, masyarakat tidak hanya bisa melihat perkembangan teknologi alutsista modern, tetapi juga menelusuri perjalanan sejarah bangsa. Kehadiran museum ini menjadi pengingat bahwa kekuatan TNI bukan hanya terletak pada persenjataan, tetapi juga pada nilai perjuangan dan pengorbanan para pendahulu.
(Sb-Alex)