WASHINGTON, ifakta.co | Upaya pemerintahan Donald Trump untuk mendorong Jepang membeli lebih banyak beras asal Amerika Serikat menimbulkan hambatan baru dalam perundingan perdagangan bilateral kedua negara. Tekanan Washington ini menjadi bagian dari strategi Trump untuk mengurangi defisit perdagangan dengan mitra-mitra utama, termasuk Tokyo.

Bagi Jepang, sektor beras merupakan isu yang sangat sensitif secara politik dan kultural. Selama bertahun-tahun, pemerintah Jepang menjaga ketat pasarnya melalui tarif tinggi dan kuota impor demi melindungi petani lokal. Permintaan AS agar akses beras mereka diperluas dianggap berpotensi mengancam stabilitas sektor pertanian domestik Jepang.

Sumber diplomatik menyebutkan bahwa negosiasi yang awalnya difokuskan pada otomotif dan produk industri, kini menghadapi jalan terjal akibat desakan AS di sektor pertanian. Jepang khawatir jika tunduk pada tuntutan ini, akan memicu resistensi kuat dari kelompok tani dan parlemen, sehingga memperlambat ratifikasi kesepakatan.

Iklan

Bagi Washington, peningkatan ekspor beras ke Jepang tidak hanya soal perdagangan, tetapi juga simbol keberhasilan politik Trump dalam menekan mitra dagang agar lebih adil dalam membuka pasar. Namun, bagi Tokyo, hal ini menempatkan pemerintah dalam posisi sulit untuk menjaga keseimbangan antara hubungan strategis dengan AS dan stabilitas politik dalam negeri.

Dengan situasi ini, para analis memperkirakan proses negosiasi akan berjalan lebih panjang dari yang diperkirakan, dan kompromi mungkin baru tercapai jika kedua pihak menemukan formula yang tidak terlalu merugikan kepentingan masing-masing. (FA)