TOKYO, ifakta.co – Aktivitas manufaktur di Jepang mengalami kontraksi pada bulan Agustus, dipicu oleh melemahnya permintaan dari luar negeri. Data survei industri menunjukkan bahwa pesanan ekspor baru mencatat penurunan signifikan, seiring dengan berkurangnya permintaan dari pasar utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Eropa.
Penyusutan ini menandai tantangan serius bagi sektor industri Jepang yang sangat bergantung pada ekspor sebagai penopang pertumbuhan. Produsen otomotif, elektronik, dan mesin dilaporkan menjadi yang paling terdampak, dengan berkurangnya volume pemesanan yang berdampak pada kapasitas produksi serta jam kerja.
Iklan
Analis menilai, pelemahan ini dipengaruhi kondisi global yang tidak stabil, termasuk perlambatan ekonomi Tiongkok, suku bunga tinggi di Amerika Serikat, serta ketidakpastian geopolitik yang menekan permintaan internasional. Sementara itu, konsumsi domestik Jepang masih belum cukup kuat untuk mengimbangi pelemahan ekspor.
Pemerintah Jepang disebut tengah memantau kondisi ini dengan cermat, sambil menyiapkan langkah stimulus untuk menjaga daya saing industri dan mendorong permintaan dalam negeri. Para ekonom memperingatkan, apabila tren kontraksi berlanjut, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang pada paruh kedua 2025 akan semakin besar. (FA)