Nampak Direktur Politeknik Negeri Madiun Muhammad Taali bersama HR Manager PT GFT Indonesia Investment Ihsyannur usai menandatangani MoU kerjasama strategis antar dua pihak.(Poto:ifakta.co).

MADIUN, ifakta.co – Politeknik Negeri Madiun (PNM) menjalin kerja sama strategis dengan PT GFT Indonesia Investment, perusahaan manufaktur mainan anak berskala ekspor yang berlokasi di Karangasem, Geneng, Ngawi, Jawa Timur.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua pihak di Kampus Politeknik Negeri Madiun pada Selasa (5/8/2025).

Iklan

Direktur Politeknik Negeri Madiun, Muhammad Taali, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa kolaborasi dengan sektor industri sangat penting dalam mendukung kurikulum pendidikan vokasi yang berorientasi praktik dan kebutuhan pasar kerja.

“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi dengan PT GFT Indonesia Investment. Ini menjadi langkah konkret dalam pengembangan pembelajaran, riset, dan pengabdian kepada masyarakat yang aplikatif,” ungkapnya kepada awak media.

Taali juga menambahkan bahwa PNM memiliki 3.400 mahasiswa dengan 15 program studi, di mana pendidikan perkeretaapian menjadi salah satu program unggulan.

“Kami sangat membutuhkan mitra industri agar dosen dan mahasiswa kami mendapatkan pengalaman nyata di lapangan. Ini sejalan dengan prinsip link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha,” tambahnya.

Melalui kerja sama ini, mahasiswa akan memiliki akses magang langsung di industri, sementara dosen dapat memperkaya pengalaman mengajar dengan memahami kebutuhan riil industri.

Sementara itu, HR Manager PT GFT Indonesia Investment, Ihsyannur, menjelaskan bahwa perusahaannya merupakan pabrik mainan anak dengan 100% pasar ekspor, utamanya ke Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

“Kami hanya memproduksi mainan berkualitas ekspor dan branded. Saat ini kami membutuhkan SDM yang unggul dan kapabel, dan kerja sama ini menjadi langkah awal untuk menyiapkan talenta tersebut,” jelas Ihsyannur.

Pada tahap awal, perusahaan akan memfokuskan kerja sama pada program magang mahasiswa dan dosen. Menurutnya, magang merupakan bagian integral dari proses pendidikan vokasi dan menjadi sarana untuk menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri.

Saat ini, PT GFT Indonesia telah menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja. Meski masih dalam tahap pembangunan, perusahaan menargetkan kapasitas produksi mencapai 100% pada tahun 2026.

“Proses konstruksi pabrik kami masih berlangsung. Namun, kami optimistis akan mencapai target produksi maksimal di tahun depan,” pungkas Ihsyannur.

Kerja sama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas lulusan pendidikan vokasi, tetapi juga mendukung pengembangan industri nasional melalui sinergi pendidikan dan sektor swasta.

(may).