TANGERANG, ifakta.co – Isu banjir di kawasan pesisir utara Kabupaten Tangerang kembali menjadi sorotan serius. Forum Aspirasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (FABERMAS) hadir dengan pendekatan baru: membawa hasil riset lapangan dan aspirasi warga langsung ke hadapan kepala daerah. Audiensi resmi dengan Bupati Tangerang, Drs. H. Moch Maesyal Rasyid, yang digelar pada Senin (28/7/2025) di Ruang Solear, lantai IV Kantor Bupati.

FABERMAS tak hanya datang membawa aspirasi, tetapi juga solusi. Surat permohonan resmi yang diajukan oleh Ketua FABERMAS, Ferdy Tri Putra, dan Penanggung Jawab Program Mitigasi, Rohmi Sabda Aziz, menyertakan data-data dari lapangan sebagai bahan rekomendasi kebijakan. Usulan tersebut berangkat dari kebutuhan riil masyarakat di daerah rawan banjir, seperti Kronjo, Teluknaga, Kosambi, Pakuhaji, Mauk, Kemiri, dan Mekar Baru.

“Selama ini masyarakat hanya menjadi objek dari program pembangunan. FABERMAS ingin membalikkan situasi: masyarakat menjadi subjek yang menyuarakan dan merumuskan solusi,” jelas Rohmi Sabda Aziz dalam pemaparannya.

Iklan

Respons positif datang dari Bupati Tangerang yang menyambut baik langkah kolaboratif ini. Ia menilai gerakan berbasis data dan riset seperti yang dilakukan FABERMAS perlu mendapat ruang dalam proses pengambilan kebijakan daerah. “Kami menghargai inisiatif seperti ini. Partisipasi publik yang aktif adalah semangat yang ingin kita bangun bersama,” kata Bupati.

Forum ini merupakan representasi generasi muda yang tidak hanya kritis, tetapi juga produktif. Salah satu inisiator FABERMAS, Bagus Muhammad Rizal, menyebut forum ini terbangun dari pengalaman panjang berdiskusi dengan lintas kementerian dan pemangku kepentingan. FABERMAS menaruh perhatian pada isu-isu krusial seperti banjir, dampak pembangunan proyek besar seperti PIK, persoalan agraria, keterbatasan lapangan kerja, hingga minimnya hunian layak bagi warga miskin.

Sementara itu, Ketua FABERMAS Ferdy Tri Putra menekankan bahwa forum ini ingin menjadi mitra strategis pemerintah, bukan lawan. “Kami membawa semangat kolaborasi, bukan konfrontasi. Karena perubahan hanya bisa terjadi jika masyarakat dan pemerintah saling memperkuat, bukan saling menyalahkan,” ujarnya.

Dengan pendekatan berbasis bukti dan partisipasi masyarakat, audiensi ini menjadi langkah awal menuju sinergi konkret antara komunitas dan pemerintah dalam menangani tantangan banjir secara menyeluruh dan berkelanjutan.

FABERMAS tak sekadar forum diskusi. Mereka tampil sebagai kekuatan sipil yang siap terlibat langsung dalam proses pembangunan, memastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam pusaran kemajuan.

(Sb-Alex)