JEPANG, ifakta.co – Nilai tukar yen Jepang menguat pada perdagangan Senin (21/7) setelah kabar mengejutkan bahwa koalisi penguasa Perdana Menteri Fumio Kishida kehilangan mayoritas di majelis tinggi parlemen. Hasil pemilu tersebut memicu ketidakpastian politik dan memicu lonjakan permintaan terhadap yen sebagai aset safe haven.
Meskipun yen biasanya melemah saat ketidakpastian meningkat, kali ini investor global justru berbondong-bondong ke mata uang Jepang karena mengantisipasi perubahan kebijakan fiskal dan moneter ke depan, termasuk kemungkinan peningkatan tekanan terhadap Bank of Japan (BoJ) untuk menormalisasi kebijakannya yang ultra-longgar.
Analis pasar menyebutkan bahwa hasil pemilu ini bisa memperlambat agenda reformasi ekonomi Kishida dan menciptakan risiko kebuntuan legislatif, terutama dalam pembahasan anggaran dan stimulus fiskal. Situasi ini membuat investor cenderung lebih berhati-hati terhadap aset berisiko dan memilih instrumen yang dianggap lebih stabil.
Iklan
“Yen memperoleh dukungan dari meningkatnya ketidakpastian politik domestik yang ironisnya memperkuat daya tarik yen sebagai mata uang pelindung risiko,” kata seorang analis mata uang dari Tokyo.
Pada perdagangan sore, yen naik terhadap dolar AS dan euro, dengan pasangan USD/JPY sempat menyentuh level terendah dua pekan terakhir.
Ke depan, pasar akan terus mencermati bagaimana respons pemerintah Jepang dan arah kebijakan moneter BoJ, terutama menjelang pertemuan kebijakan berikutnya. Investor juga menanti sinyal apakah BoJ akan tetap mempertahankan suku bunga rendah atau mulai mempertimbangkan perubahan seiring tekanan politik dan kondisi ekonomi global. (Jo)