CHINA, ifakta.co | Barclays menyatakan bahwa permintaan minyak di Tiongkok tetap bertahan pada level yang tinggi, meskipun negara tersebut mengalami lonjakan penjualan kendaraan listrik (EV) selama beberapa tahun terakhir. Dalam sebuah laporan terbaru, bank investasi asal Inggris itu menyoroti bahwa transisi energi di Tiongkok belum serta-merta menekan konsumsi bahan bakar fosil, terutama minyak.

Menurut analis Barclays, meningkatnya permintaan dari sektor industri, transportasi barang, serta pertumbuhan mobilitas udara dan darat secara keseluruhan, menjadi faktor utama yang mempertahankan tingkat konsumsi minyak di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

“Penetrasi kendaraan listrik memang sangat pesat, namun dampaknya terhadap permintaan minyak masih bersifat marjinal dalam jangka pendek. Kendaraan bermesin pembakaran internal masih mendominasi armada transportasi jalan raya, terutama untuk kendaraan berat dan niaga,” tulis laporan tersebut.

Iklan

Barclays juga mencatat bahwa konsumsi minyak di Tiongkok telah pulih sepenuhnya pasca-pandemi dan bahkan mencatat rekor baru pada paruh pertama tahun 2025, terutama didorong oleh permintaan bahan bakar jet dan diesel.

Laporan ini memperkuat pandangan bahwa meskipun elektrifikasi sektor transportasi merupakan tren jangka panjang yang tak terhindarkan, ketergantungan terhadap minyak masih akan berlangsung cukup lama, terutama di negara-negara berkembang yang tengah mempercepat laju pertumbuhan ekonominya.

Dengan demikian, Tiongkok tetap menjadi pendorong utama permintaan global minyak mentah, memberikan tekanan pada kebijakan iklim dan tantangan bagi target net-zero dalam beberapa dekade mendatang. (FA)