JAKARTA, ifakta.co – Perhatian pelaku pasar global pada pekan ini tertuju pada rilis serangkaian data ekonomi utama dari Tiongkok, yang dipandang sebagai indikator penting bagi kesehatan ekonomi global. Sorotan utama datang dari laporan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua 2025 yang menunjukkan pertumbuhan lebih kuat dari perkiraan analis.

Berdasarkan data resmi yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional Tiongkok, ekonomi Negeri Tirai Bambu tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan (YoY) pada kuartal kedua, melampaui konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,8%. Capaian ini menunjukkan adanya momentum pemulihan yang moderat meskipun tekanan eksternal seperti pelemahan permintaan global dan ketegangan geopolitik masih membayangi.

Selain angka PDB, data lainnya seperti produksi industri, investasi aset tetap, dan penjualan ritel juga menjadi fokus utama. Produksi industri meningkat sebesar 6,3% YoY di bulan Juni, sedikit di atas ekspektasi, sementara penjualan ritel mencatatkan pertumbuhan yang lebih lambat, mencerminkan tantangan dalam konsumsi domestik.

Iklan

Kinerja positif dalam beberapa indikator ini memberikan secercah harapan bahwa stimulus fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah Tiongkok mulai menunjukkan dampak. Beijing sebelumnya telah mengisyaratkan akan meningkatkan dukungan terhadap sektor properti, infrastruktur, dan konsumsi untuk menjaga target pertumbuhan tahunan tetap tercapai.

Namun demikian, para analis memperingatkan bahwa prospek jangka menengah masih dibayangi oleh faktor-faktor struktural seperti utang lokal yang tinggi, tingkat pengangguran pemuda, dan ketegangan perdagangan yang terus berlangsung.

Dengan meningkatnya perhatian pada data-data ini, investor global kini menilai kembali posisi mereka terhadap aset-aset yang sensitif terhadap pertumbuhan Tiongkok, seperti komoditas dan mata uang negara berkembang. Pasar akan terus memantau langkah-langkah kebijakan lanjutan dari Beijing dalam upaya mempertahankan pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

(Sb-Alex)