BALI, ifakta.co – Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah, menghadiri High Level Meeting on the Leprosy Programme yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Sasakawa Health Foundation di Convention Center Nusa Dua, Bali, pada Senin (7/7/2025).
Pertemuan tingkat tinggi ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination Yohei Sasakawa, perwakilan organisasi internasional, lembaga non-pemerintah, para peneliti, jajaran pemerintah daerah, serta para penyintas kusta (OYPMK). Acara ini sekaligus menjadi penetapan Pilot Project percepatan eliminasi kusta melalui kegiatan pemeriksaan dalam Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di lima kabupaten/kota dengan beban kusta tinggi: Kabupaten Tangerang, Bekasi, Brebes, Sampang, dan Kota Jayapura.
Dalam kesempatan tersebut, Wabup Intan menyampaikan bahwa kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Tangerang, di mana kasus baru pada anak dan dewasa masih ditemukan setiap tahun.
Iklan
“Penyakit ini terutama menyerang kulit dan saraf tepi. Jika tidak segera diobati, dapat menyebabkan kecacatan permanen. Saat ini, persentase kasus kusta pada anak di Kabupaten Tangerang masih di atas target nasional yaitu 5%,” ungkap Intan.

Ia menambahkan bahwa capaian tersebut disebabkan oleh belum optimalnya Kelompok Perawatan Diri (KPD) serta masih kuatnya stigma negatif terhadap penderita kusta di masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya mendukung penuh pencapaian target eliminasi kusta nasional.
“Saya mendukung penuh upaya percepatan eliminasi kusta, khususnya di Kabupaten Tangerang, melalui Gerakan Bersama Tim Percepatan Eliminasi Kusta. Saya berharap, gerakan ini mampu mewujudkan target Eliminasi Kusta 2030, demi terwujudnya masyarakat Tangerang yang sehat, sejahtera, dan berdaya saing,” jelasnya.
Intan juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan aktif mendukung gerakan tersebut agar angka kasus kusta dapat ditekan seminimal mungkin hingga mencapai nol.
“Saya mengajak semua pihak, mulai dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, para camat, hingga masyarakat, untuk bersama-sama mengakhiri stigma negatif dan atasi kusta bersama. Kabupaten Tangerang Bisa,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin menuturkan bahwa kusta sempat kurang mendapat perhatian dibandingkan penyakit menular lainnya seperti tuberkulosis, HIV, dan malaria. Namun, pertemuannya dengan Sasakawa dalam World Health Assembly tahun 2023 telah membangkitkan komitmen kuat untuk memberantas penyakit ini.
“Saya menyadari bahwa kusta bukan hanya persoalan angka kasus. Kusta adalah penyakit yang membawa stigma dan diskriminasi. Karena itu, kita butuh langkah luar biasa untuk mencapai target 0 kusta, 0 disabilitas, dan 0 stigma,” ujar Menkes Budi.
Ia juga memaparkan strategi percepatan eliminasi kusta, di antaranya:
Perluasan wilayah target eliminasi kusta dari 42 menjadi 111 kabupaten/kota pada 2030.
Pelaksanaan skrining masif dimulai Juli 2025 di lima wilayah prioritas: Kabupaten Tangerang, Bekasi, Brebes, Sampang, dan Kota Jayapura.
Penerapan skrining untuk populasi berisiko tinggi terhadap sindrom hipersensitivitas Dapsone, khususnya di Papua, Maluku, dan Sulawesi.
Penguatan ketersediaan pengobatan MDT.
Partisipasi aktif dalam riset dan uji klinis vaksin kusta tingkat internasional.
“Langkah ini akan membawa Indonesia menuju masa depan tanpa kusta,” pungkasnya.
(Sb-Alex)