NEW YORK, ifakta.co – Harga minyak dunia melonjak hingga 3% pada perdagangan Kamis (3/7), didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan perkembangan positif di sektor perdagangan global. Lonjakan ini dipicu oleh dua faktor utama: penangguhan kerja sama Iran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan tercapainya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Vietnam.

Iran mengumumkan penghentian sementara kerja sama dengan pengawas nuklir PBB, IAEA, sebagai respons terhadap tekanan dan sanksi dari negara-negara Barat. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan Teluk, yang selama ini merupakan jalur distribusi utama energi global. Ketegangan dengan Iran kerap menimbulkan volatilitas di pasar minyak karena risiko terganggunya aliran minyak mentah dari Timur Tengah.

Di sisi lain, kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Vietnam turut memberikan sentimen positif terhadap permintaan energi global. Kesepakatan tersebut mencakup peningkatan kerja sama dalam sektor industri dan teknologi, yang berpotensi meningkatkan aktivitas ekonomi dan konsumsi energi di kawasan Asia Tenggara. Pelaku pasar menilai perjanjian ini dapat memperkuat rantai pasok regional dan mendukung pertumbuhan ekonomi global di tengah ketidakpastian geopolitik lainnya.

Dengan latar belakang tersebut, harga minyak mentah Brent tercatat naik lebih dari 3% ke level sekitar $86 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak ke kisaran $82 per barel. Para analis memperkirakan tren kenaikan ini bisa berlanjut dalam jangka pendek, terutama jika ketegangan antara Iran dan Barat terus meningkat dan tidak ada sinyal pelemahan permintaan energi secara global. (Jo)