WASHINGTON, ifakta.co – Senat Amerika Serikat pada hari Selasa resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) anggaran yang mencakup pemangkasan dana signifikan untuk pengisian kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara tersebut. Keputusan ini menjadi pukulan bagi upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional di tengah ketidakpastian geopolitik global.

RUU tersebut merupakan bagian dari kesepakatan anggaran yang lebih luas antara Partai Demokrat dan Republik guna menghindari penutupan pemerintahan (government shutdown). Namun, salah satu klausul yang cukup kontroversial adalah pengurangan alokasi anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk membeli kembali minyak mentah ke dalam SPR.

SPR, yang merupakan cadangan darurat minyak mentah terbesar di dunia, telah mengalami penurunan signifikan sejak pemerintahan Presiden Joe Biden melepaskan sekitar 180 juta barel pada tahun 2022 untuk menstabilkan harga energi setelah invasi Rusia ke Ukraina. Upaya untuk mengisi kembali cadangan tersebut kini terhambat oleh keputusan anggaran ini.

Iklan

Beberapa anggota Senat dari Partai Republik menilai bahwa pengisian SPR tidak lagi mendesak mengingat harga minyak dunia yang masih fluktuatif dan prioritas anggaran yang lebih mendesak, termasuk pengeluaran pertahanan dan sosial. Sebaliknya, kubu Demokrat menyuarakan keprihatinan bahwa keputusan ini dapat melemahkan posisi energi AS di masa depan, terutama jika terjadi gangguan pasokan global.

Departemen Energi AS sebelumnya telah mengumumkan rencana pembelian bertahap untuk mengisi kembali SPR seiring dengan penurunan harga minyak. Namun, dengan pemangkasan dana ini, proses tersebut dipastikan akan melambat atau bahkan tertunda.

Keputusan ini memicu kekhawatiran di kalangan analis energi bahwa AS akan memiliki ruang manuver yang lebih sempit dalam menghadapi krisis energi mendadak atau gejolak pasar di masa mendatang. (Jojo)