CHINA, ifakta.co – Dominasi Tiongkok di sektor kendaraan listrik (EV) kian meluas di tengah melemahnya pasar di Amerika Serikat dan Eropa. Menurut laporan terbaru Barclays yang merujuk pada Bloomberg Electric Vehicle Outlook, hambatan kebijakan, ketidakpastian regulasi, dan melemahnya permintaan terus menjadi beban bagi pasar EV di Barat.
Barclays mencatat bahwa produsen EV Tiongkok berhasil memanfaatkan keunggulan rantai pasokan, biaya produksi yang lebih rendah, serta dukungan kuat dari pemerintah. Sementara itu, pasar di AS dan Eropa menghadapi tantangan berupa pemangkasan subsidi, hambatan tarif, dan melambatnya adopsi konsumen akibat tingginya harga dan keterbatasan infrastruktur pengisian daya.
“Permintaan EV di pasar barat menunjukkan tanda-tanda pendinginan yang cukup signifikan,” tulis Barclays dalam laporan tersebut. “Di sisi lain, produsen Tiongkok, seperti BYD dan Nio, terus memperluas pangsa pasar global mereka, bahkan menembus pasar yang sebelumnya sulit dijangkau.”
Iklan
Laporan itu juga menyoroti bahwa ekspor kendaraan listrik dari Tiongkok mencapai rekor tertinggi, didorong oleh agresivitas ekspansi ke pasar Asia, Amerika Latin, dan Afrika, selain pasar tradisional seperti Eropa.
Namun, dominasi Tiongkok ini juga menghadapi reaksi balik berupa peningkatan pengawasan dan potensi pemberlakuan tarif tambahan dari negara-negara Barat, yang berupaya melindungi industri domestik mereka dari serbuan kendaraan berbiaya rendah asal Tiongkok.
Kendati demikian, Barclays memperkirakan bahwa tren ini akan terus berlanjut, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan, mengingat kesenjangan biaya produksi dan kecepatan inovasi yang masih lebar antara Tiongkok dan negara-negara Barat. (Jojo)