Washington, ifakta.co – Perjanjian perdagangan tertulis resmi antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi sinyal positif bagi pasar global dan hubungan ekonomi kedua negara. Langkah ini dinilai dapat mengurangi risiko kesalahpahaman dan potensi eskalasi ketegangan lebih lanjut. Namun, analis dari Capital Economics mengingatkan bahwa gencatan senjata ini masih berdiri di atas “fondasi yang goyah.”
Dalam laporan terbarunya, Capital Economics menyebutkan bahwa meskipun adanya perjanjian tertulis dapat meningkatkan kejelasan dan kepastian bagi pelaku bisnis, masalah-masalah struktural yang mendasari perselisihan antara Washington dan Beijing belum sepenuhnya terselesaikan.
“Kesepakatan ini memang langkah maju, tetapi tidak menghilangkan risiko-risiko utama yang bisa memicu ketegangan kembali. Gencatan senjata ini bersifat rapuh,” kata analis dari Capital Economics.
Beberapa isu besar seperti transfer teknologi paksa, subsidi industri, dan hak kekayaan intelektual masih menjadi sumber ketegangan jangka panjang. Selain itu, ketidakpastian terkait komitmen implementasi dan pengawasan kesepakatan tetap menjadi perhatian utama.
Pasar merespons dengan hati-hati atas perkembangan ini. Di satu sisi, ada dorongan positif karena potensi stabilisasi hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Di sisi lain, investor tetap waspada terhadap kemungkinan kegagalan kesepakatan atau kebijakan proteksionis yang bisa kembali muncul sewaktu-waktu.
Capital Economics menekankan bahwa penting bagi kedua negara untuk tidak hanya berfokus pada angka perdagangan semata, tetapi juga menyelesaikan perbedaan mendasar yang selama ini menjadi akar konflik. (Jo)