JAKARTA, ifakta.co — Harga Bitcoin melemah tipis pada perdagangan hari Jumat (27/6/2025), setelah sebelumnya mencatatkan reli yang cukup solid. Penurunan ini dipicu oleh melemahnya selera risiko investor di tengah ketidakpastian seputar arah kebijakan suku bunga Federal Reserve dan menantikan rilis data inflasi utama di Amerika Serikat.

Bitcoin tercatat turun sekitar 0,5% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan di kisaran US$60.800 per koin. Aset kripto terbesar di dunia ini kehilangan sebagian dari kenaikan yang dibukukan awal pekan, seiring pasar global yang cenderung berhati-hati.

Tekanan datang setelah sejumlah pejabat The Fed memberikan sinyal bahwa bank sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, hingga ada keyakinan kuat bahwa inflasi benar-benar menuju target 2%. Pernyataan tersebut memicu kekhawatiran bahwa kebijakan moneter ketat akan menekan aset berisiko, termasuk kripto.

Iklan

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan rilis data indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) — indikator inflasi favorit The Fed — yang akan dirilis dalam waktu dekat. Data tersebut diperkirakan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga ke depan.

“Pasar berada dalam mode wait and see. Ketidakpastian seputar inflasi dan suku bunga membuat investor cenderung mengurangi eksposur pada aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin,” kata analis kripto dari CryptoQuant.

Sementara itu, mata uang kripto lain seperti Ethereum dan Binance Coin juga mencatatkan koreksi moderat, mengikuti tren penurunan Bitcoin.

Meskipun demikian, secara teknikal Bitcoin masih berada di atas level support kunci dan masih mempertahankan sebagian besar kenaikan sejak awal bulan, didukung oleh meningkatnya adopsi institusional dan sentimen positif dari produk ETF kripto yang beredar di pasar.

Pasar kripto kini akan fokus pada rilis data inflasi AS dan pernyataan lanjutan dari pejabat The Fed, yang diperkirakan akan menjadi katalis utama pergerakan harga dalam waktu dekat.

(FA-SB)