TAHERAN, IFAKTA.CO | Pemerintah Iran mengeluarkan peringatan keras pada hari Senin (23/6), mengancam akan menutup Selat Hormuz, salah satu jalur pelayaran minyak paling strategis di dunia, jika kepentingan nasionalnya terus terancam oleh tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya.

Ancaman tersebut disampaikan oleh pejabat tinggi militer Iran setelah meningkatnya ketegangan di kawasan Teluk, termasuk serangan udara terbaru yang dilaporkan dilakukan oleh Washington terhadap fasilitas militer di wilayah Iran dan kelompok yang didukung Teheran di kawasan tersebut.

“Jika kepentingan Iran berada dalam bahaya, kami tidak akan ragu untuk menggunakan hak kami dan menutup Selat Hormuz,” kata Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC), Laksamana Ali Reza Tangsiri, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.

Selat Hormuz merupakan jalur sempit yang memisahkan Iran dari Oman dan Uni Emirat Arab, dan menjadi jalur utama bagi sekitar 20% perdagangan minyak global. Penutupan selat ini akan berdampak besar terhadap pasokan energi dunia dan berpotensi memicu lonjakan harga minyak global secara drastis.

Amerika Serikat merespons ancaman tersebut dengan memperingatkan bahwa tindakan militer akan diambil jika Iran mencoba mengganggu kebebasan navigasi di kawasan tersebut. Pentagon menyebut ancaman Iran sebagai “provokatif dan tidak dapat diterima”.

Ketegangan ini menambah kekhawatiran global terhadap stabilitas di Timur Tengah, terutama setelah serangkaian serangan drone dan rudal di kawasan serta meningkatnya konfrontasi antara kekuatan pro-Iran dan pasukan AS.

Para analis menilai bahwa meskipun ancaman Iran belum tentu langsung direalisasikan, risiko kesalahan perhitungan dan eskalasi tetap tinggi. Pasar energi pun mulai merespons dengan kehati-hatian, mengantisipasi potensi gangguan terhadap pasokan minyak dunia.

(FA)