TEMANGGUNG, ifakta.co – Para petani tembakau di Temanggung, Jawa Tengah, tengah dilanda keresahan mendalam setelah hasil panen mereka tak kunjung dibeli oleh pabrikan besar PT Gudang Garam Tbk.
Kondisi itu membuat banyak petani mengeluh lantaran biaya produksi yang tinggi tak sebanding dengan hasil penjualan, bahkan sebagian besar tembakau mereka belum terserap pasar.
Keluhan itu mencuat ketika sejumlah petani mendapati gudang pembelian tembakau milik Gudang Garam tidak lagi menerima panenan mereka seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini membuat harga tembakau di tingkat petani anjlok drastis, bahkan tak sedikit dari mereka terpaksa menjual hasil panennya dengan harga di bawah modal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Biasanya kami bisa jual ke Gudang Garam, tapi sekarang tidak ada pembelian sama sekali. Kami bingung harus jual ke mana. Sementara kami sudah keluarkan banyak modal untuk pupuk, tenaga kerja, dan perawatan,” ujar seorang petani dari Kecamatan Kledung, dikutip dari laporan CNN Indonesia, Rabu (18/6)
Kondisi ini tak hanya membuat petani merugi, namun juga menimbulkan kekhawatiran terhadap masa depan pertanian tembakau di wilayah tersebut. Padahal, selama ini Temanggung dikenal sebagai salah satu sentra tembakau terbaik di Indonesia, yang menyuplai bahan baku utama bagi industri rokok kretek nasional.
Sejumlah pihak mendesak agar pemerintah turun tangan dalam menyelesaikan persoalan ini. Mereka meminta adanya regulasi atau intervensi untuk memastikan bahwa petani tidak terus-menerus menjadi pihak yang paling dirugikan dalam rantai industri tembakau.
Hingga berita ini ditulis, pihak PT Gudang Garam belum memberikan pernyataan resmi mengenai alasan penghentian pembelian tembakau dari petani Temanggung.
(Jojo)