Teheran, ifakta.co – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara tegas menolak tuntutan yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat dalam menghadapi tekanan geopolitik dan sanksi internasional.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui siaran televisi nasional dan akun media sosial resminya, Khamenei menegaskan bahwa Republik Islam Iran tidak akan tunduk pada tekanan asing, terutama dari pihak yang dianggapnya sebagai sumber kekacauan di kawasan Timur Tengah.
“Iran tidak akan pernah menyerah kepada musuh, apalagi dengan cara yang mengabaikan prinsip, kehormatan, dan kedaulatan kami,” ujar Khamenei. “Donald Trump dan pemerintahan sebelumnya telah menunjukkan permusuhan yang nyata terhadap rakyat Iran. Kami tidak akan tunduk pada tuntutan yang lahir dari arogansi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penolakan Khamenei ini muncul setelah pernyataan kontroversial Trump dalam sebuah wawancara, di mana ia menyarankan bahwa satu-satunya jalan keluar bagi Iran dari konflik dan sanksi adalah melalui penyerahan diri secara total dan tanpa syarat. Pernyataan tersebut memicu respons keras dari para pejabat Iran, yang menganggapnya sebagai bentuk intervensi dan pelecehan terhadap kedaulatan negara.
Tanggapan Khamenei juga mendapat dukungan dari kalangan elite politik dan militer Iran. Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menambahkan bahwa bangsa Iran telah melalui berbagai tekanan selama puluhan tahun, dan tetap mampu bertahan tanpa harus tunduk pada kekuatan asing.
Analis politik menilai penolakan ini sebagai sinyal bahwa ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, yang sempat mereda di awal pemerintahan Joe Biden, bisa kembali meningkat jika retorika keras dari tokoh-tokoh politik seperti Trump terus berkembang.
Sementara itu, masyarakat internasional menyerukan kepada kedua pihak untuk menahan diri dan kembali ke meja perundingan demi menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah yang sudah rentan. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak siap untuk melunakkan sikap mereka.
(Jojo)