Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Tolak Tuntutan Penyerahan Diri Tanpa Syarat dari Donald Trump

- Jurnalis

Rabu, 18 Juni 2025 - 22:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemimpin tertinggi iran Ayotollah Khamenei (foto:istimewa/iran)

Pemimpin tertinggi iran Ayotollah Khamenei (foto:istimewa/iran)

Teheran, ifakta.co – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara tegas menolak tuntutan yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat dalam menghadapi tekanan geopolitik dan sanksi internasional.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui siaran televisi nasional dan akun media sosial resminya, Khamenei menegaskan bahwa Republik Islam Iran tidak akan tunduk pada tekanan asing, terutama dari pihak yang dianggapnya sebagai sumber kekacauan di kawasan Timur Tengah.

Baca juga :  Kuala Lumpur Durian Festival 2025, Surga Pecinta Raja Buah

“Iran tidak akan pernah menyerah kepada musuh, apalagi dengan cara yang mengabaikan prinsip, kehormatan, dan kedaulatan kami,” ujar Khamenei. “Donald Trump dan pemerintahan sebelumnya telah menunjukkan permusuhan yang nyata terhadap rakyat Iran. Kami tidak akan tunduk pada tuntutan yang lahir dari arogansi.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penolakan Khamenei ini muncul setelah pernyataan kontroversial Trump dalam sebuah wawancara, di mana ia menyarankan bahwa satu-satunya jalan keluar bagi Iran dari konflik dan sanksi adalah melalui penyerahan diri secara total dan tanpa syarat. Pernyataan tersebut memicu respons keras dari para pejabat Iran, yang menganggapnya sebagai bentuk intervensi dan pelecehan terhadap kedaulatan negara.

Baca juga :  Perang Pecah, Ledakan Hebat Guncang Tel Aviv dan Yerusalem

Tanggapan Khamenei juga mendapat dukungan dari kalangan elite politik dan militer Iran. Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menambahkan bahwa bangsa Iran telah melalui berbagai tekanan selama puluhan tahun, dan tetap mampu bertahan tanpa harus tunduk pada kekuatan asing.

Analis politik menilai penolakan ini sebagai sinyal bahwa ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, yang sempat mereda di awal pemerintahan Joe Biden, bisa kembali meningkat jika retorika keras dari tokoh-tokoh politik seperti Trump terus berkembang.

Baca juga :  Stimulus Jerman dan Pemotongan Suku Bunga Diprediksi Dorong Pertumbuhan Kuat Zona Euro pada 2026

Sementara itu, masyarakat internasional menyerukan kepada kedua pihak untuk menahan diri dan kembali ke meja perundingan demi menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah yang sudah rentan. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak siap untuk melunakkan sikap mereka.

(Jojo)

Berita Terkait

Ekonom Citi Prediksi Powell Akan Ambil Sikap Dovish di Tengah Ketidakpastian Ekonomi AS
Stimulus Jerman dan Pemotongan Suku Bunga Diprediksi Dorong Pertumbuhan Kuat Zona Euro pada 2026
Dampak Global dari Perang Iran dan Israel: Krisis Timur Tengah Guncang Dunia
AKP (Anumerta) Lusiyanto, Sosok Polisi Sederhana yang Rajin ke Masjid dan Dicintai Warga
Batu Caves, Ikon Wisata dan Spiritualitas di Jantung Malaysia
Putin : Jika Amerika Mengintervensi, Rusia Siap Berikan Bantuan Pertahanan ke Iran
Kuala Lumpur Durian Festival 2025, Surga Pecinta Raja Buah
Serangan Iran Bikin Netanyahu Kabur Terbirit-birit, Situasi Israel Memanas

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 23:23 WIB

Ekonom Citi Prediksi Powell Akan Ambil Sikap Dovish di Tengah Ketidakpastian Ekonomi AS

Rabu, 18 Juni 2025 - 22:48 WIB

Stimulus Jerman dan Pemotongan Suku Bunga Diprediksi Dorong Pertumbuhan Kuat Zona Euro pada 2026

Rabu, 18 Juni 2025 - 15:24 WIB

Dampak Global dari Perang Iran dan Israel: Krisis Timur Tengah Guncang Dunia

Selasa, 17 Juni 2025 - 16:44 WIB

AKP (Anumerta) Lusiyanto, Sosok Polisi Sederhana yang Rajin ke Masjid dan Dicintai Warga

Senin, 16 Juni 2025 - 12:57 WIB

Batu Caves, Ikon Wisata dan Spiritualitas di Jantung Malaysia

Berita Terbaru