JAKARTA, ifakta.co – Bursa saham Eropa ditutup melemah tajam pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025, di tengah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap ketegangan geopolitika di Timur Tengah serta ketidakpastian arah kebijakan suku bunga bank sentral global.
Indeks utama seperti FTSE 100 di London tercatat turun lebih dari 1,8 persen, sementara DAX Jerman melemah hingga 2,1 persen. CAC 40 Prancis juga tergelincir 1,9 persen, menandai hari perdagangan yang suram di kawasan benua biru.
Pelemahan pasar ini turut dipicu oleh gejolak di pasar global akibat perang berkelanjutan antara Iran dan Israel, yang memicu lonjakan harga energi serta kekhawatiran atas stabilitas ekonomi kawasan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga minyak dunia sempat melonjak ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, memberikan tekanan tambahan bagi saham-saham sektor manufaktur dan transportasi.
Sementara itu, investor juga tengah mencermati pernyataan terbaru dari sejumlah pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) yang memberi sinyal akan berhati-hati dalam mengambil keputusan suku bunga, meski inflasi mulai menunjukkan pelonggaran. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar lebih memilih untuk melakukan aksi jual guna menghindari risiko lebih lanjut.
Saham-saham teknologi dan otomotif menjadi sektor yang paling terdampak, mencatatkan koreksi mendalam akibat sentimen negatif dari Asia dan Wall Street yang juga mengalami tekanan serupa pada perdagangan sebelumnya.
Analis pasar menilai bahwa volatilitas tinggi masih akan membayangi pasar Eropa dalam beberapa hari ke depan, terutama jika eskalasi geopolitik tidak mereda dan data ekonomi global terus memberikan sinyal pelemahan.
“Investor saat ini berada dalam mode defensif. Mereka khawatir bahwa kombinasi ketegangan geopolitik, suku bunga tinggi, dan potensi pelemahan ekonomi global akan terus menyeret kinerja pasar,” ujar Elena Fischer, analis di Frankfurt Market Advisory.
Dengan tekanan yang terus membayangi, para pelaku pasar kini menanti rilis data inflasi zona euro dan pertemuan kebijakan ECB berikutnya sebagai penentu arah pasar dalam waktu dekat.
(jojo)