JAKARTA, ifakta.co – Konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang kian memanas telah menimbulkan dampak global yang signifikan.
Dari lonjakan harga energi hingga gejolak pasar keuangan internasional, perang ini menciptakan ketidakstabilan tidak hanya di kawasan Timur Tengah, tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Lonjakan Harga Minyak dan Gas Dunia
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu dampak paling langsung dari perang ini adalah melonjaknya harga minyak mentah dan gas alam. Selat Hormuz — jalur pelayaran utama yang dilewati sekitar 20% pasokan minyak dunia — menjadi kawasan rawan karena ancaman blokade atau serangan militer.
Ketakutan akan terganggunya suplai menyebabkan harga minyak Brent menembus angka USD 120 per barel, tertinggi sejak 2022.
Gejolak Pasar Keuangan
Bursa saham global mengalami koreksi tajam. Indeks-indeks utama di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia menunjukkan penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir.
Investor global cenderung menarik dana dari aset-aset berisiko dan beralih ke instrumen safe haven seperti emas, dolar AS, dan obligasi pemerintah. Volatilitas tinggi menjadi gambaran utama pasar keuangan dunia sejak konflik meletus.
Krisis Kemanusiaan dan Lonjakan Pengungsi
Pertempuran yang intens di wilayah perbatasan Israel dan serangan balasan ke wilayah Iran memicu gelombang pengungsi. Ribuan warga sipil dari kedua negara mencari perlindungan ke negara-negara tetangga seperti Yordania, Lebanon, dan Turki.
Lembaga internasional seperti PBB dan UNHCR telah memperingatkan potensi krisis kemanusiaan skala besar jika konflik terus bereskalasi.
Ketegangan Politik Global
Perang ini juga memperuncing ketegangan politik di tingkat global. Amerika Serikat secara terbuka menyatakan dukungan terhadap Israel, sementara Rusia dan China menyerukan penyelesaian diplomatik dan menyalahkan kebijakan luar negeri Barat atas eskalasi konflik.
Persaingan pengaruh di Timur Tengah kini menjadi cerminan polarisasi geopolitik dunia yang makin tajam.
Kekhawatiran lain muncul dari potensi meluasnya perang ke kawasan lain. Kelompok bersenjata di Lebanon, Suriah, dan Yaman mulai menunjukkan solidaritas kepada Iran, menimbulkan risiko keterlibatan negara-negara Arab lainnya. Ini berpotensi mengubah konflik bilateral menjadi perang regional yang lebih luas, bahkan memicu intervensi militer dari kekuatan global.
Perang antara Iran dan Israel bukan hanya menjadi tragedi kemanusiaan, tetapi juga ancaman besar bagi stabilitas ekonomi dan politik dunia. Jika tidak segera dihentikan melalui jalur diplomasi, dunia bisa menghadapi krisis berlapis: energi, pengungsi, keuangan, dan keamanan global.
Masyarakat internasional kini berada pada titik kritis dalam menentukan arah perdamaian atau kehancuran bersama. (**)