JAKARTA, Ifakta.co-Aktivitas pembakaran dan peleburan aluminium di wilayah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, kembali menjadi sorotan. Dengan metode tradisional yang menghasilkan asap pekat dan limbah berbahaya, kegiatan ini menuai kritik dari aktivis lingkungan dan keluhan masyarakat sekitar.
Mereka mempertanyakan efektivitas pengawasan Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) serta penegakan hukum oleh Satpol PP Kabupaten Tangerang.
Salah satu lokasi yang menjadi pusat perhatian adalah sebuah tempat di Jalan Jambe No.78, RT 2/RW 2, Sodong, Kecamatan Tigaraksa. Saat sejumlah media melakukan investigasi, terlihat pekerja melakukan aktivitas tanpa mengenakan alat keselamatan kerja seperti helm atau sepatu pelindung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami kerja dari jam dua siang sampai tengah malam, Pak,” ujar salah seorang pekerja singkat, menolak memberikan identitasnya., Senin (9/6)
Metode pembakaran di lokasi ini menggunakan tungku sederhana yang menghasilkan kepulan asap tebal. Limbah yang diduga mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dikhawatirkan mencemari lingkungan sekitar, termasuk udara dan tanah. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat terhadap potensi dampak kesehatan jangka panjang.
WRD, salah satu pengelola tempat tersebut, saat dihubungi melalui pesan singkat menyebut dirinya hanya menjalankan perintah dari pemilik usaha, seorang anggota TNI bernama “Pak Gabril” yang berdinas di Kodam Jaya.
“Saya cuma orang kepercayaan Pak Gabril,” ujarnya. Ketika ditanya soal izin usaha, WRD mengakui tidak yakin bahwa semua dokumen perizinan telah lengkap. “Sepertinya ada, tapi tidak semuanya komplit,” jawabnya dengan ragu. Selasa (10/06)
Hingga berita ini diturunkan, DLHK dan Satpol PP Kabupaten Tangerang belum memberikan tanggapan resmi atas persoalan ini. Di sisi lain, aktivis lingkungan mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah tegas guna memastikan aktivitas pembakaran mematuhi peraturan lingkungan dan standar keselamatan kerja.
Masyarakat sekitar juga menyampaikan keluhan atas kondisi tersebut. “Kami khawatir dengan asap dan limbahnya. Kalau terus begini, kesehatan kami bisa terganggu,” kata seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini menjadi perhatian serius, dan banyak pihak berharap ada tindakan cepat dari pemerintah untuk melindungi masyarakat dan lingkungan dari dampak buruk aktivitas pembakaran aluminium di wilayah tersebut.
(Alam)