JAKARTA, ifakta – Kramat Tunggak merupakan sebuah kawasan yang pernah menjadi lokalisasi terbesar di Jakarta, terletak di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Diresmikan sebagai lokalisasi resmi oleh Pemerintah DKI Jakarta pada tahun 1972, kawasan ini sempat menjadi pusat kegiatan prostitusi yang kontroversial, baik dari sisi sosial, agama, maupun kebijakan pemerintah.
Kramat Tunggak awalnya dibentuk dengan tujuan untuk memusatkan kegiatan prostitusi agar lebih mudah dikontrol oleh pemerintah, termasuk dalam aspek kesehatan dan ketertiban masyarakat. Namun, niat awal tersebut menimbulkan banyak kritik karena dinilai melegalkan praktik yang bertentangan dengan norma sosial dan agama.
Selama bertahun-tahun, kawasan ini menjadi perdebatan publik. Di satu sisi, ada argumen bahwa legalisasi dan pengawasan bisa mengurangi dampak negatif prostitusi liar. Di sisi lain, tokoh masyarakat dan agama menolak keberadaan lokalisasi tersebut karena dianggap mencederai moral bangsa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada tahun 1999, setelah desakan berbagai elemen masyarakat, terutama dari kalangan ormas Islam dan tokoh agama, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk menutup lokalisasi Kramat Tunggak. Gubernur Sutiyoso kala itu menegaskan bahwa penutupan ini merupakan bentuk komitmen untuk menata ulang moralitas dan tatanan sosial ibu kota.
Pasca penutupan, kawasan ini mengalami transformasi besar. Salah satu tonggak pentingnya adalah pembangunan Jakarta Islamic Centre (JIC) di bekas lokasi Kramat Tunggak. Pembangunan JIC tidak hanya menjadi simbol perubahan wajah kawasan tersebut, tetapi juga sebagai upaya rekonstruksi spiritual dan sosial masyarakat sekitar.
Makna dan Refleksi Sosial perjalanan Kramat Tunggak menyimpan banyak pelajaran penting. Contoh nyata bagaimana sebuah wilayah dengan masa lalu yang kelam bisa bertransformasi menjadi simbol kebaikan dan perbaikan sosial. Perjalanannya mencerminkan dinamika kota besar seperti Jakarta dalam menghadapi persoalan kompleks seputar moralitas, urbanisasi, dan pembangunan manusia.
(Jo,)