TANGSEL, Ifakta.co – Sejumlah aktifis dan penggiat sosial mempertanyakan kinerja Polres Metro Tangerang Selatan yang hingga saat ini belum menetapkan oknum kepala sekolah yang diduga melakukan tindak pidana Penganiayaan terhadap mantan istrinya.
Pasalnya sejak kasus dugaan penganiayaan yang dilaporkan pada bulan Juli tahun lalu hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Kami beneran tidak habis fikir, laporan itu sudah terbilang lama, namun hingga saat ini terduga pelaku masih mengajar dan memimpin salahsatu sekolah swasta di Kota Tangerang,” ungkap Muhamad Harsono Tunggal Putra Ketua Konsorsium Aliansi Rakyat Tangerang kepada Wartawan Senin (20/1/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jika kehati hatian yang menjadi landasan lamanya proses penyidikan dan penyelidikan, menurut dia alasan tersebut kurang relevan, lantaran laporan tersebut sudah cukup lama.
“Atau apakah mungkin Polisi masih menganut paham No Viral No Justice ?,” ungkap Harsono.
Meski begitu, ia masih yakin kasus dugaan penganiyaan yang dilakukan oknum kepala sekolah tersebut dapat lebih dipercepat sehingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi dapat lebih ditingkatkan.
“Cepat atuh di proses, apalagi ini yang terduga pelakunya oknum kepala sekolah, berikan kepastian apakah dilanjut atau SP3, karna ini menyangkut anak anak yang bersekolah di sekolah yang dipimpin terduga pelaku,” harap Harsono.
Sebelumnya, oknum kepala sekolah swasta dikota Tangerang berinisial SP dilaporkan oleh mantan istrinya, laporan tersebut berigistrasi TBL/B/1524/VII/2024/SPKT/Polres tertanggal 2 Juli 2024.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dugaan penganiayaan tersebut dipicu lantaran korban tidak mengijinkan terduga pelaku mengunci kamar usai terduga mengambil sejumlah pakaiannya didalam lemari yang tersimpan dilantai II
“Jadi si korban ini awalnya mempersilahkan terduga pelaku untuk mengambil seluruh pakaiannya, namun korban tidak mengijinkan terduga pelaku mengunci kamar karna di kamar itu baju anaknya juga berada disitu,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sebelum dugaan tindak pidana Penganiayaan tersebut terjadi, korban sempat meminta secara baik – baik kepada pelaku untuk tidak mengunci kamar, namun terduga pelaku tetap berupaya untuk mengunci pintu kamar sehingga cekcok mulut yang berakhir pemukulan terhadap korban terjadi.
“Diminta baik baik, dijelaskan kalau dikamar itu ada baju anak mereka, tapi terduga pelaku memaksa akhirnya ribut gede tuh Ampe ditonjok korban,” ungkap narasumber.
Sayangnya hingga berita ini dilansir Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang belum memberikan komentarnya.
(CIL)