Kasatreskrim Polres Nganjuk AKP Julkifli saat memberikan keterangan persnya terkait dugaan kasus pencabulan oleh MA (54) seorang guru ngaji di Nganjuk.(Poto:istimewa).
NGANJUK ifakta.co – Peristiwa menggemparkan di dunia pendidikan yang viral di Kabupaten Nganjuk terkait kasus pencabulan yang diduga dilakukan oleh seorang guru mengaji berinisial MA (54) warga Desa Pagak di sebuah TPQ yang dibinanya di Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk, kini menuai fakta baru.
Hal ini berhasil diungkap Kapolres Nganjuk AKBP Siswantoro melalui Kasatreskrim Polres Nganjuk AKP Julkifli dalam pers rilis yang digelar di depan kantor Satreskrim Polres Nganjuk pada Kamis siang (16/01/25).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasca diamankan petugas, MA menjalani pemeriksaan di ruang Unit PPA Satreskrim Polres Nganjuk atas dugaan tindak pidana asusila yang ia lakukan terhadap seorang gadis belia berinisial FR (12) yang tak lain adalah muridnya sendiri, Rabu (15/01/25).
Namun ada fakta mengejutkan yang terjadi pada saat pemeriksaan oleh petugas, karena ternyata korban kebejatan oknum guru ngaji tersebut tak hanya FR belaka, tapi predator anak itu juga mencabuli tiga santriwati lainnya sehingga jumlah korban MA saat ini menjadi 4 anak dibawah umur.
Dalam keterangan persnya Kasatreskrim Polres Nganjuk AKP Julkifli menyebutkan, perlakuan tidak senonoh yang diterima FR pertama kali terungkap setelah korban menceritakan peristiwa yang dialaminya tersebut kepada ibu kandungnya.
Menurut Julkifli mendengar aduan dari putrinya tersebut, orangtua korban langsung tidak terima dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Ngronggot kemudian diteruskan ke Polres Nganjuk.
“Peristiwa pencabulan itu terakhir kali terjadi pada bulan Juni 2024, dimana korban diminta untuk tidak mengatakan ke siapapun atas tindakan asusila yang dialaminya itu,tapi sebenarnya pencabulan ini telah berlangsung cukup lama,” terang Julkifli.
Sementara untuk korban yang lain Julkifli menerangkan jika pihaknya belum bisa memintai keterangan lantaran posisinya saat ini ada yang berada diluar kota.
“Untuk motifnya sendiri dari pelaku murni atas dasar keinginan hawa nafsu, para korban tidak sampai berhubungan badan,” urainya.
Kasatreskrim menjelaskan modus pelaku melakukan perbuatan cabul kepada para korbannya yaitu ketika korban diruangan atau di kamar santri tidur sendirian pelaku mendatangi korban kemudian biasanya pelaku memeluk korbannya dari belakang kemudian menggesekkan alat vitalnya ke paha korban.
Julkifli menegaskan pihaknya telah mengamankan barang bukti termasuk pelaku, pakaian korban dan hasil visum. Untuk mengungkap korban – korban yang lain, ia berkomitmen akan melakukan pengembangan hingga kasus pencabulan tersebut tuntas.
Usai menjalani pemeriksaan tersangka langsung dijebloskan ke ruang tahanan Sat Tahti Polres Nganjuk.
“Tersangka MA akan dijerat Pasal 82 ayat (1) UU RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang diubah dengan UU No.23 tahun 2014 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara” pungkas Julkifli,”.
(MAY).