GRIB Jaya Nganjuk Geruduk Proyek Pembangunan PT SAI Gondang Lantaran Cemari Lingkungan

- Jurnalis

Selasa, 10 Desember 2024 - 08:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Grip Jaya Nganjuk Harjito ( Mente) bersama puluhan anggotanya mendatangi lokasi proyek pembangunan PT SAI di Kecamatan Gondang Nganjuk untuk meminta klarifikasi dari pihak PT SAI( Poto: istimewa).

NGANJUK ifakta.co – Proyek pembangunan yang dilakukan PT Sukses Abadi Indonesia (SAI) di belakang pabrik SAI di Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, kini memicu kontroversi yang semakin meruncing di kalangan warga setempat.

Hal itu ditengarai lantaran diduga PT SAI belum melakukan sosialisasi terhadap warga di sekitar lingkungan lokasi pabrik.Akibatnya warga sekitar merasa dirugikan oleh aktifitas pembangunan yang tengah dikerjakan PT SAI.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keluhan warga datang silih berganti, mereka mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan serta ketidakadilan dalam pemerataan tenaga kerjaya yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Kondisi yang memprihatinkan ini membuat Ketua Organisasi Masyarakat ( Ormas) yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu ( GRIB) Jaya Nganjuk yang diketuai Harjito yang akrab di sapa Mente, datang bersama puluhan anggotanya di lokasi proyek pembangunan di PT SAI untuk menyampaikan aspirasi warga sekitar yang terdampak dan menuntut agar konten lokal ( masyarakat Nganjuk) dilibatkan dalam pengerjaan proyek pembangunan di PT SAI pada Senin (09/12/2024).

Alat berat yang telah dioperasikan di lokasi proyek pembangunan PT SAI.(Poto: istimewa).

Ketua GRIB Jaya Nganjuk Mente melalui penasehatnya Anwar Dimyati mengatakan kedatangan puluhan keanggotaan GRIB Jaya Nganjuk ke lokasi proyek pembangunan di PT SAI, yang tepatnya di bagian belakang pabrik, ini bertujuan dalam rangka klarifikasi terkait pembangunan proyek yang ada Kecamatan Gondang.

Baca juga :  Polres Nganjuk Gelar Upacara Penutupan Latihan Diktuk Bintara Polri Gelombang ll TA 2024

“Yang menjadi konsentrasi utama bagi kami saat ini adalah penggunaan truk pengangkut material yang dianggap melanggar aturan tonase yang berlaku,” ujar Anwar.

Menurutnya dari keterangan salah satu warga yang enggan disebut namanya mengatakan truk-truk yang mengangkut material proyek PT SAI tersebut sering kali melebihi tonase yang ditetapkan.

“Mereka bawa material yang seharusnya cuma 8 ton, tapi truk yang lewat bisa membawa sampai 12 ton. Ini jelas merusak jalan dan meningkatkan potensi kecelakaan. Apalagi kalau sudah hujan, jalanan jadi licin dan rawan longsor,” ujar Anwar menirukan kesaksian warga tersebut dengan nada kesal.

Namun, masalah yang lebih besar, menurutnya, adalah kurangnya perhatian pihak PT SAI terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek tersebut.

Anwar Dimyati menambahkan jika masyarakat mengkhawatirkan kerusakan jalan yang semakin parah akibat tonase truk yang melebihi batas, serta potensi pencemaran yang dapat mengancam kesehatan warga.

GRIB Jaya Nganjuk juga menerima laporan beberapa warga yang mengeluh adanya debu tebal yang beterbangan di sekitar lokasi pembangunan, membuat udara di sekitarnya semakin tidak sehat.

Isu kedua yang turut memperburuk situasi menurut Anwar adalah minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh PT SAI kepada warga sekitar.

“Hingga saat ini, menurut warga di sekitar lokasi proyek belum ada informasi yang memadai yang disampaikan mengenai rencana pembangunan dan dampak jangka panjangnya,” tuturnya.

Baca juga :  Tidak Puas dengan Pekerjaan Normalisasi Sungai Kelekar, Warga Majasari Ancam Gelar Demo

Warga merasa dikecewakan karena tidak dilibatkan dalam pembahasan sejak awal, meskipun mereka yang akan merasakan langsung akibatnya.

“Warga mengaku tidak tahu apa-apa soal rencana ini. Tidak ada sosialisasi, tidak ada pemberitahuan, mereka cuma tahu dari tetangga yang mendengar kabar dari luar dan mereka yang benar – benar merasakan dampaknya tidak dipedulikan sama sekalai,” paparnya.

Anwar berpendapat bahwa selain masalah sosial dan lingkungan, proyek ini juga mengungkapkan ketidakadilan ekonomi yang dirasakan masyarakat setempat.

Masyarakat sekitar juga mengeluhkan bahwa mayoritas pekerja yang terkait dengan proyek pembangunan ini, seperti jasa urukan dan pengangkutan material, diberikan kepada pengusaha luar daerah, bukan pengusaha lokal Nganjuk ataupun buruh, sopir dari Nganjuk.

“Kenapa kami sebagai warga Nganjuk yang sudah lama tinggal di sini tidak diberi kesempatan untuk terlibat dalam proyek dilingkungan kami? Semua pekerjaan besar selalu diberikan ke orang luar,” ucapnya menirukan salah satu warga.

“Bagaimana warga bisa merasakan pemerataan ekonomi kalau semuanya diambil oleh orang luar?” tegasnya.

GRIB Jaya Nganjuk menilai, proyek ini dinilai telah menciptakan jurang ketimpangan yang semakin lebar antara pengusaha lokal dan luar daerah.

Warga merasa bahwa kesempatan ekonomi yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh pengusaha dan tenaga kerja lokal justru hilang begitu saja.

Baca juga :  Pagar Stadion Serampah Sakti Muara Enim Digondol Maling, Warga Minta Polisi Bertindak

GRIB Jaya menuntut agar pemerintah daerah lebih tegas dalam memastikan bahwa proyek-proyek besar yang ada di wilayah Nganjuk melibatkan warga setempat dalam segala aspek, dari pekerjaan fisik hingga penyediaan material.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Kecamatan Gondang belum memberikan pernyataan resmi mengenai keluhan warga tersebut. Padahal, banyak pihak yang berharap adanya respon cepat dan tindakan konkret dari pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah terjadi.

Adapun pemilik maupun pengurus dari PT SAI juga tidak berada di lokasi saat Grip Jaya ingin meminta klarifikasi, yang hanya hanya para pekerja/ buruh yang semuanya berasal dari luar Nganjuk bahkan ada yang berasal dari Jawa Tengah.

“Kami akan terus menuntut keadilan bagi warga terdampak jika tidak direspon dengan baik, kita akan kejar bila perlu kami akan bersurat kepada pemilik tender, Kepala Desa ataupun pemerintah setempat agar menyesaikan dan ikut bertanggung jawab atas nasib warga di sekitar lokasi pabrik PT SAI ini,” tandasnya.

Polemik ini menjadi gambaran jelas bagaimana pembangunan yang tidak mempertimbangkan kepentingan dan kesejahteraan warga sekitar tapi justru menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi.

Grip Jaya berharap agar pemerintah Nganjuk segera turun tangan, memastikan agar proyek-proyek pembangunan di wilayah mereka benar-benar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bukan malah memperburuk keadaan dan menciptakan ketimpangan yang lebih besar.

(MAY).

Berita Terkait

Masyarakat Tanjung Menang Portal Jalan, PT CBE Adakan Mediasi Pemerintah Desa
Jalan Rusak Parah !! Warga Desa Tanjung Menang Tutup Akses Mobilisasi Operasional  Kendaraan ke Mulut Tambang PLTU Sum-Sel 1
Warga Prabumulih Keluhkan Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg
Terkesan Intimidasi Bos Koperasi Setia Kawan Takuti Potong Gaji Pegawai Jika Nasabah Telat Bayar
PT. TeL Tanam Empat Ratus Pohon Penghijauan
Tingkatkan Bantuan Hukum, Polres Nganjuk dan Muhammadiyah Teken MoU
Polres Nganjuk dan Rutan Kelas llB Nganjuk Teken MoU Guna Tingkatkan Sinergi Keamanan dan Pelayanan
Polres Nganjuk Peringati Isra’ Mi’raj 1446 H dengan Pengajian disertai Santunan Yatim Piatu dan Kaum Dhuafa

Berita Terkait

Rabu, 5 Februari 2025 - 14:28 WIB

Masyarakat Tanjung Menang Portal Jalan, PT CBE Adakan Mediasi Pemerintah Desa

Senin, 3 Februari 2025 - 10:58 WIB

Jalan Rusak Parah !! Warga Desa Tanjung Menang Tutup Akses Mobilisasi Operasional  Kendaraan ke Mulut Tambang PLTU Sum-Sel 1

Minggu, 2 Februari 2025 - 21:42 WIB

Warga Prabumulih Keluhkan Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg

Sabtu, 1 Februari 2025 - 15:02 WIB

Terkesan Intimidasi Bos Koperasi Setia Kawan Takuti Potong Gaji Pegawai Jika Nasabah Telat Bayar

Kamis, 30 Januari 2025 - 11:23 WIB

PT. TeL Tanam Empat Ratus Pohon Penghijauan

Berita Terbaru