Harga CPO Apakah Bisa Bangkit Atau Kian Terjepit?

- Jurnalis

Selasa, 12 November 2024 - 09:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang petani kelapa sawit sedang bekerja (Foto Ilustrasi: istimewa)

Seorang petani kelapa sawit sedang bekerja (Foto Ilustrasi: istimewa)

JAKARTA, ifakta.co – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) turun pada perdagangan akhir pekan lalu. Sepanjang minggu, harga CPO pun layu.

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,73. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Akan tetapi, investor tetap perlu waspada karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 82,87. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Dengan demikian, harga CPO rasanya masih akan dihantui risiko koreksi. Cermati pivot point di MYR 4.249/ton. Sebab jika tertembus, maka target MYR 4.242/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5 bisa terkonfirmasi.

Pada Jumat (18/10/2024), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Januari 2025 ditutup di MYR 4.257/ton. Turun 0,49% dibandingkan hari sebelumnya.

Baca juga :  Pj. Wali Kota Bekasi Luncurkan Ekspor Perdana Produk IKM ke Jepang Dan New Zealand

Pekan lalu, harga CPO terpangkas 2,14% secara point-to-point. Ini menjadi koreksi mingguan pertama setelah harga naik 4 pekan beruntun.

Koreksi harga minyak nabati lainnya menyeret CPO ke zona merah. Akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) turun 0,46%. Sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) terpangkas 0,45%.

Jika harga minyak nabati pesaing makin murah, maka insentif untuk menggunakan CPO akan berkurang. Sebab, berbagai komoditas ini memang bisa saling menggantikan. Sedangkan harga minyak biji bunga matahari anjlok 1,13%,

Baca juga :  Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Diperkirakan akan Menunjukkan Keperkasaan

Selain itu, faktor ambil untung (profit taking) juga menjadi penyumbang koreksi harga CPO. Maklum, harga komoditas ini memang mengalami reli panjang.

Buktinya, meski pekan lalu turun tetapi harga CPO masih membukukan kenaikan 9,74% dalam sebulan terakhir. Oleh karena itu, keuntungan yang bisa diraup memang tidak main-main, hampir 10%.

(Jo/jo)

Berita Terkait

Investor Makin Lirik Saham Jepang, Analis BofA: Alternatif Diversifikasi dari Pasar AS
Pasar Sekali Lagi Abaikan Ketidakpastian Geopolitik: Apakah Kali Ini Akan Berbeda?
Harga Emas Turun di Asia, Sentimen Risiko Membaik Usai Pernyataan Gedung Putih
Saham saham Melambung. Ada Cuan Hari Ini Untuk Pemain Jangka Pendek
London, Frankfurt, dan Paris Tertekan Akibat Sentimen Global Negatif
Petani Temanggung Bingung, Tembakau Tak Dibeli Gudang Garam
PT KBN Buka Tender Pembangunan Jaringan Air Limbah Zona E Kawasan Cakung
Gejolak Israel-Iran Guncang Pasar Dunia: IHSG Melemah, Minyak Tembus US$90

Berita Terkait

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:24 WIB

Investor Makin Lirik Saham Jepang, Analis BofA: Alternatif Diversifikasi dari Pasar AS

Sabtu, 21 Juni 2025 - 21:38 WIB

Pasar Sekali Lagi Abaikan Ketidakpastian Geopolitik: Apakah Kali Ini Akan Berbeda?

Sabtu, 21 Juni 2025 - 13:22 WIB

Harga Emas Turun di Asia, Sentimen Risiko Membaik Usai Pernyataan Gedung Putih

Jumat, 20 Juni 2025 - 11:45 WIB

Saham saham Melambung. Ada Cuan Hari Ini Untuk Pemain Jangka Pendek

Rabu, 18 Juni 2025 - 18:22 WIB

London, Frankfurt, dan Paris Tertekan Akibat Sentimen Global Negatif

Berita Terbaru